Dataset Viewer
anchor
stringlengths 87
6.34k
| positive
stringlengths 87
6.34k
| negative
stringlengths 99
4.52k
|
---|---|---|
Judul: Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) pada Beberapa Kadar Air Tanah
Abstrak: Ubi kayu merupakan salah satu bahan pangan alternatif pangan yang memiliki potensi untuk dikembangkan karena tahan kekeringan dan mudah ditanam. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kadar air tanah terhadap pertumbuhan ubi kayu varietas Adira-1, Gajah, dan Mangu. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan IPB Dramaga, Bogor pada bulan Januari – Juni 2016. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah kadar air tanah yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40-60%, 60-80%, dan 80-100% kapasitas lapang. Faktor kedua adalah varietas yang terdiri dari tiga jenis varietas Adira-1, Gajah, dan Mangu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air tanah dan varietas berpengaruh nyata terhadap peubah tinggi, diameter, jumlah daun, lebar lobus daun, panjang lobus daun, panjang tangkai daun, biomassa, bobot umbi, dan efisiensi penggunaan air tanaman ubi kayu. Pengaruh interaksi kadar air tanah dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh peubah yang diamati. Pertumbuhan terbaik ketiga varietas ubi kayu pada media dengan kadar air 80- 100 % kapasitas lapang dan varietas Gajah memiliki pertumbuhan dan hasil lebih tinggi dibandingkan Adira-1 dan Mangu
Keyword: efisiensi penggunaan air, hasil umbi, kadar air, pertumbuhan
|
Judul: Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) dengan Perlakuan Kacangan Penutup Tanah.
Abstrak: Produksi dan produktivitas ubi kayu di Indonesia masih rendah dikarenakan ubi kayu dominan ditanam pada lahan-lahan yang miskin hara. Penelitian ini bertujuan menemukan perlakuan terbaik dengan melihat potensi dua varietas ubi kayu yang diberi perlakuan penanaman beberapa jenis kacangan penutup tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah sehingga diharapkan produktivitas ubi kayu menjadi meningkat. Penelitian telah dilaksanakan pada September 2017 – Juli 2018 di K.P Cikabayan Bawah, Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Rancangan yang digunakan yakni Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT)-Split plot. Petak utama berupa 2 varietas ubi kayu yakni Mangu dan UJ 5. Anak petak berupa jenis kacangan penutup tanah dengan 5 taraf yaitu: L0 (Kontrol), L1 (Cm), L2 (Cp), L3 (Pj), dan L4 (Cm:Cp:Pj= 6:4:4). Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan dan produksi ubi kayu dominan dipengaruhi oleh faktor varietas. Indeks panen sebagai representasi dari potensi produksi berupa akumulasi fotosintat pada umbi terutama dipengaruhi oleh varietas, namun jenis kacangan penutup tanah juga memiliki potensi untuk meningkatkan kesuburan tanah melalui produksi brangkasan sulur dan daun sebagai sumber bahan organik tanah.
Keyword: bahan organik, fotosintat, hara, indeks panen, produktivitas
|
Judul: Peluang Partikel Plasma Berada Pada Dimensi Debye Akibat Gangguan Gelombang Elektromagnetik dengan Menggunakan Persamaan Schrödinger
Abstrak: The solution of Schrodinger equations with plasma Coulomb potential in spherical coordinat results solution wave function and energy plasma particle. Electron probability density at Debye length with thermal effect same as ion, which indicates plasma in neutral state. Electromagnetic waves perturbation of an electric field given to result wave function perturbation system. The probability density of plasma particle due to electromagnetic waves perturbation is the largest when an electromagnetic waves frequency 1.41 times the plasma frequency .
Keyword: Schrödinger, plasma, electromagnetic wave
|
Judul: Karakteristik Masyarakat Tani Padi Sawah: Suatu Studi tentang Petani Tangguh (Studi Kasus di Desa Karyamulya, Kecamatan Batujaya, Karawang)
Abstrak: Praktek Lapangan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan petani tangguh pada masyarakat dengan pola pertanian yang cenderung homogen dan karakteristik masyarakat tersebut. Hipotesa utama dalam penelitian ini adalah ketangguhan petani di pengaruhi oleh ciri-ciri individu petani yaitu tingkat ketergantungan, luas penguasaan lahan, keragaman usaha, kualitas lahan dan sikap petani terhadap perubahan.
Keyword:
|
Judul: Hubungan Karakteristik Petani dengan Sumber dan Kebutuhan Informasi untuk Pengembangan Agribisnis (Studi Kasus Petani Padi di Desa Padahurip Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut).
Abstrak: Karakteristik petani merupakan suatu hal menarik untuk dikaji karena keberagaman dan kekhasannya masing-masing. Keberagaman karakteristik petani sepeti di Desa Padahurip adalah salah satu contoh dari sekian banyak daerah pertanian yang ada di Indonesia. Karakteristik petani perlu diteliti hubungannya dengan berbagai hal dalam agribisnis harapan outputnya agar diperoleh satu model pendekatan kepada petani yang sesuai dengan karakteristiknya sehingga tercipta masyarakat pertanian dan petani yang kompetitif. Karakteristik individu petani yang diteliti adalah umur, tingkat pendidikan, luas lahan, dan keikutsertaan pada pelatihan. Sumber informasi yang diteliti berjumlah sembilan sumber yaitu penyuluh, suplier, orang tua, teman, surat kabar, majalah pertanian, brosur, radio, dan televisi. Setelah melalui penelitian sembilan sumber informasi di atas, hanya lima sumber informasi yang diakses oleh petani yaitu penyuluh, suplier, orang tua, teman, dan brosur. Sumber informasi lainnya belum dapat diakses oleh petani setempat, yaitu surat kabar, majalah pertanian, radio, dan televisi. Konten informasi yang diteliti adalah informasi pemilihan komoditas, pemilihan benih, teknis penanaman, hama dan penyakit, dan informasi pasar.
Keyword:
|
Judul: Hydroxyapatite-Chitosan Composite Coating on Stainless Steel 316 to Improve Corrosion Resistance
Abstrak: Metals that were used in bone implantation should have good corrosion resistance that were not easily corroded when implanted into the body. Metal corrosion resistance of stainless steel 316 can be enhanced through the metal coating by hydroxyapatite-chitosan composite with composition ratio of hydroxyapatite (gram) and chitosan 3% (mL) 0.2:0, 0.2:0.1, 0.2:0.5, 0.2:1.0, and 0.2:1.5. Besides improving the corrosion resistance of metal, the presence of chitosan also maintain the position of hydroxyapatite on metal surfaces. Corrosion resistance increases with increasing amount of chitosan added and the best composition of hydroxyapatite-chitosan composite was 0.2:1.0.
Keyword:
|
Judul: Organogenesis langsung dan kalogenesis pada kultur kedelai (Glycine max L. Merrill) dan Glycine tomentella H. dalam medium MS dan PCL-2 termodifikasi
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam media in vitro untuk mendapatkan kalus embriogenik dari beberapa varietas kedelai (G. max) dan kedelai liar G. tomente11a, serta mencari varietas-varietas yang mempunyai kapasitas kalogenesis, embriogenesis dan organogenesis yang baik. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Molekuler dan Seluler PAU Bioteknologi Institut Pertanian Begor di Darmaga Begor mulai April 1992 sampai Maret 1993. Penelitian yang terdiri dari 6 percobaan terpisah ini meliputi percobaan morfogenesis langsung dari eksplan yaitu percobaan 1 dan 2 serta percobaan kalogenesis (kultur kalus) yaitu percobaan 3, 4, 5 dan 6, merupakan percobaan faktorial (varietas dan media) dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 10 ulangan. Percobaan 1 menggunakan eksplan kotiledon, percobaan 2, 3 , dan 4 buku kotiledon kecambah kedelai 4 hari, kotiledon embrio muda (± 15 hari setelah penyerbukan) pada percobaan 5, dan embrio muda pada percobaan 6. ...
Keyword:
|
Judul: Organogenesis langsung dan kalogenesis pada kultur kedelai (Glycine max L. Merrill) dan Glycine tomentella H. dalam medium MS dan PCL-2 termodifikasi
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam media in vitro untuk mendapatkan kalus embriogenik dari beberapa varietas kedelai (G. max) dan kedelai liar G. tomente11a, serta mencari varietas-varietas yang mempunyai kapasitas kalogenesis, embriogenesis dan organogenesis yang baik. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Molekuler dan Seluler PAU Bioteknologi Institut Pertanian Begor di Darmaga Begor mulai April 1992 sampai Maret 1993. Penelitian yang terdiri dari 6 percobaan terpisah ini meliputi percobaan morfogenesis langsung dari eksplan yaitu percobaan 1 dan 2 serta percobaan kalogenesis (kultur kalus) yaitu percobaan 3, 4, 5 dan 6, merupakan percobaan faktorial (varietas dan media) dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 10 ulangan. Percobaan 1 menggunakan eksplan kotiledon, percobaan 2, 3 , dan 4 buku kotiledon kecambah kedelai 4 hari, kotiledon embrio muda (± 15 hari setelah penyerbukan) pada percobaan 5, dan embrio muda pada percobaan 6. ...
Keyword:
|
Judul: Characteristic of Overshooting Top (OT) Based on Himawari 8 Satellite as a Convective Cloud Feature that Generates Extreme Weather in the Java Island Region
Abstrak: Overshooting Top (OT) is a feature at the top of a convective cloud that is associated with extreme weather. Research on OT in tropical Indonesia is still very limited. The existence of geostationary satellites with wide area coverage and fast frequency observations is useful for observing the fast dynamics of the OT life cycle. Therefore, this study intends to analyze the relationship between OT and extreme weather, updraft and thermodynamic conditions of OT when extreme weather occurs, the best objective method for detecting OT in the day time and night time, and the spatiotemporal distribution of OT in the tropical region of Java Island during the 2018-2021 period. Based on visual analysis using visible channel and Himawari 8 sandwich products, 87% of extreme weather events in Java were accompanied by the appearance of OT. It indicates that the presence of the OT pattern is a convection cloud pattern or feature that is closely related to extreme weather events for the Java Island region. The existence of a time lag between the appearance of OT and extreme weather events on Java Island indicates that the OT of convection cloud can be used as a precursor or nowcasting for the appearance of extreme weather. Most of the convective cloud OT features during extreme weather events on Java Island have altitude that were only able to exceed the altitude of the equilibrium level and few were able to exceed the tropopause level of 9 km – 16 km. The difference in atmospheric conditions during extreme weather events on Java Island, which is in the tropics and subtropics, is a strong and unstable convective energy condition characterized by a larger CAPE, as well as unstable KI, LI, SI and TTI values. It is offset by kinematic factors in the form of a weak vertical wind shear (bulk wind shear 0-6 km) and a higher freezing point height. The difference between extreme weather events in the Java Island region and other tropical regions compared to subtropical regions is the strong updraft speed of convection clouds. The IRW Texture COMB algorithm based on the IRW-Texture Gradient modification and the COMB algorithm shows a significant increase in quality for detecting OT and non-OT pixels in Java. Rainy days with rainfall > 50 mm/day are very common in areas with an altitude of > 500 m. On the other hand, the level of convection activity which is indicated by the presence of OT and lightning is significantly reduced in this area. OT of convective clouds appear more frequently during the DJF season and less frequently during the JJA season. OT often appears during the day time and rarely at night time. Most OTs appear in the central part, away from the south and north coasts of Java Island during the day, while OTs that appear near the south and north coasts of Java Island can appear in the morning or afternoon.
Keyword: convective clouds, extreme weather, Overshooting Tops, Himawari 8 Satellite
|
Judul: Aplikasi regresi logistik pada ekuitas merek produk minuman kemasan
Abstrak: Adanya persaingan yang ketat dalam industri consumer goods, membuat setiap perusahaan harus mencari strategi yang tepat agar dapat bertahan dan berkembang. Salah satu strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah dengan mengelola ekuitas mereknya (brand equity). Brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. Melalui analisis brand equity diperoleh brand awareness yang terkuat dipegang oleh merek Coca-cola, sedangkan brand loyalty yang terkuat dipegang oleh merek Pocari Sweat dengan berbagai image yang melekat pada merek tersebut. Sementara itu hasil analisis regresi logistik menunjukkan terdapat enam faktor yang memberikan pengaruh terhadap loyalitas, diantaranya adalah kepuasan terhadap komposisi, menghilangkan dahaga, memulihkan stamina, bergengsi, banyak diminum orang, dan kepraktisan kemasan dibanding harga yang dibayar.
Keyword:
|
Judul: Analisis Nilai Merek Produk Minuman Bersoda.
Abstrak: Banyaknya jenis produk minuman bersoda membuat produsen minuman bersaing ketat untuk memperkuat mereknya di masyarakat. Sehingga perusahaan pun melakukan berbagai strategi pemasaran untuk meningkatkan nilai mereknya di mata para konsumen. Nilai merek yang tinggi merupakan nilai lebih terhadap suatu produk tertentu sehingga konsumen bersedia untuk membayar lebih untuk suatu produk. Merek yang kuat dan loyalitas merek yang tinggi diindikasikan dengan nilai merek yang tinggi. Nilai merek produk minuman bersoda yang tertinggi adalah Fanta karena memiliki konsumen dengan loyalitas yang tinggi. Berdasarkan metode brand price trade off dan analisis regresi logistik multinomial umumnya konsumen loyal terhadap lebih dari satu merek minuman bersoda. Harga produk minuman bersoda kurang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
Keyword: BPTO, nilai merek, regresi logistik multinomial
|
Judul: Synthesis of Biphasic Calcium Phosphate Made of Eggshells Through A Hydrothermal Method
Abstrak: Biphasic Calcium Phosphate mixed of hydroxyapatite and tricalcium phosphate. A hydrothermal method of synthesizing by mixing CaO as calcium source and (NH4)2HPO4 as phosphate source with distilled water. CaO got from calcination process made of eggshells. All samples were synthesized using hydrothermal reactor then followed by sintering process. The molar ratio of Ca and P for all samples was 0.5 M : 0.3 M. Hydrothermal temperature and sintering temperature were variated they are 250 ºC, 300 ºC for hydrothermal and 800 ºC, 900 ºC, 1000 ºC for sintering, higher treatment temperature, tricalcium phosphate appears. Final results of synthesis were characterized by using X-ray Diffraction and Fourier Transform Infrared. X-ray Diffraction patterns was ecompared with database Join Committee on Powder Diffraction Standards and found tricalcium phosphate and hydoxyapatite.
Keyword: biphasic calcium phosphate, hydrothermal, hydroxyapatite, tricalcium phosphate
|
Judul: Potensi Senyawa Bioaktif Antimikrob Dan Antioksidan Dari Sejumlah Bakteri Yang Berasosiasi Dengan Spons Stylotella Sp
Abstrak: Perairan Indonesia merupakan sumber berbagai senyawa bioaktif. Porifera spons adalah salah satu invertebrata yang berasosiasi secara luas dengan berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme yang berasosiasi dengan spons diketahui merupakan produsen senyawa bioaktif perairan, hal ini dapat menjadi alternatif solusi dalam eksplorasi dan komersialisasi komponen senyawa bioaktif. Spons dengan jenis Stylotella sp. berhasil dikoleksi dari Pulau Bira, Jakarta. Tahapan isolasi bakteri asosiatif spons Stylotella sp. dilakukan dengan menggunakan lima jenis media, dan diperoleh 138 jenis bakteri dengan morfologi koloni berbeda. Media isolasi terbaik adalah media SWC (Sea Water Complete) dengan nilai CFU (Colony Forming Unit) sebesar 6.6 x 106 CFU/mL, sedangkan media yang kurang efektif adalah media MA (Marine Agar) dengan total bakteri sebesar 1.4 x 106 CFU/mL. Sebanyak 32% isolat terdeteksi memiliki aktivitas antimikrob pada kisaran spektrum sempit hingga luas yang kemudian digunakan pada tahap penapisan lanjutan. Uji hemolisis menunjukkan lima isolat merupakan mikroorganisme patogen yang mampu melisiskan sel darah merah. Isolat hasil tahap sebelumnya diekstraksi dengan pelarut metanol, etil asetat dan diklorometana, kemudian ditentukan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) yang merupakan konsentrasi terendah dari suatu bahan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Isolat STIL 09 dan STIL 33 memiliki kisaran nilai KHM 0.5 - 5.0 mg/mL pada seluruh pelarut. Isolat STIL 37 memiliki nilai KHM paling rendah yaitu berkisar antara 0.5 – 2.0 mg/mL yang tergolong penghambata moderat. Isolat STIL 44 dan STIL 55 hanya menghambat Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus dengan KHM sebesar 0.5 mg/mL. Seluruh ekstrak mampu meredam radikal DPPH dengan kisaran 14.94 – 82.58%. Ekstrak yang paling berpotensi adalah ekstrak etil asetat isolat STIL 33 dan STIL 37 dengan IC50 (konsentrasi yang mampu menghambat radikal sebesar 50%) berturut-turut sebesar 204 dan 205 ppm. Seluruh ekstrak memiliki kapasitas antioksidan berdasarkan uji dengan metode CUPRAC. Kapasitas antioksidan tertinggi didapatkan pada ekstrak etil asetat isolat STIL 33 yaitu sebesar 1610 μmol troloks/g ekstrak. Golongan senyawa bioaktif pada ekstrak ditentukan secara kualitatif. Secara umum seluruh ekstrak mengandung alkaloid, sedangkan sebagian mengandung terpenoid dan flavonoid. Erdasarkan analisis sekuen gen 16S rRNA, menunjukkan bahwa isolat STIL 09, STIL 33, STIL 37, STIL 44 dan STIL 55 berturut-turut memiliki kekerabatan terdekat dengan Bacillus subtilis strain JCM 1465, Pseudoalteromonas flavipulchra strain NCIMB 2033, Serratia marcescens strain NBRC 102204, Catenococcus thiocycli strain TG 5-3 dan Vibrio natriegens strain ATCC 14048.
Keyword: antimikrob, antioksidan, bakteri yang erasosiasi dengan spons, KHM
|
Judul: Potensi Ekstrak Bakteri Laut yang Berasosiasi dengan Spons sebagai Antikanker dan Antioksidan
Abstrak: Kanker merupakan penyakit paling mematikan kedua di dunia setelah penyakit jantung. Kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali sehingga dapat mengganggu bentuk dan fungsi jaringan sel lainnya. Salah satu penyebab kanker ialah radikal bebas yang menyebabkan stres oksiidatif pada tubuh manusia. Antioksidan berperan penting bagi tubuh manusia dalam menetralisir radikal bebas yang mengakibatkan penyakit degeneratif termasuk kanker. Jumlah penderita kanker di dunia terus meningkat, saat ini jumlahnya meningkat sekitar 7 juta penderita kanker dari tahun sebelumnya. Menurut WHO, di Indonesia terjadi sebanyak 165 kasus kanker dalam 100 000 penduduk. Kanker leher rahim merupakan salah satu penyebab utama kematian wanita yang berhubungan dengan kanker. Kanker leher rahim menyebabkan 270 000 kematian setiap tahunnya. Sekitar 85% kasus kanker leher rahim terjadi di negara-negara berkembang. Produk bahan bioaktif yang berasal dari spons telah diteliti memiliki potensi sebagai antikanker dan antioksidan. Namun, pemanfaatan spons sebagai sumber bahan bioaktif tidak efektif karena memerlukan biomassa yang cukup besar dan waktu budidaya yang lama. Isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons merupakan strategi yang dapat digunakan untuk memproduksi berbagai bahan bioaktif dalam jumlah besar melalui produksi pengkulturan mikroba. Mikroorganisme yang berpotensi menghasilkan bahan bioaktif dicirikan dengan adanya gen penyandi enzim poliketid sintase (PKS) dan nonribosomal poliketid sintase (NRPS) yang dapat dideteksi melalui analisis keberadaan fragmen DNA penyandi domain ketosintase (KS) dan domain adenilase (A). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menentukan potensi ekstrak dari bakteri laut yang berasosiasi dengan spons sebagai antikanker dan antioksidan serta mendeteksi keberadaan gen penyandi senyawa bioaktif dari bakteri laut yang berasosiasi dengan spons. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dimulai dengan ekstraksi bahan bioaktif, pengujian kandungan kimia, uji antikanker dengan menggunakan metode MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide), uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil) dan metode CUPRAC (Cupric Ion Reducing Antioxidant Capacity), serta deteksi gen yang berperan dalam sintesis senyawa bioaktif dari bakteri yang berasosiasi dengan spons dengan cara amplifikasi domain KS dan domain A menggunakan teknik PCR. Bakteri yang berasosiasi dengan spons yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SAB E-31, SAB E-35, SAB E-38, SAB E-40, SAB E-41, SAB E-57, HAL-08, dan HAL-20 yang merupakan bakteri yang berasosiasi dengan spons Jaspis sp. dan Haliclona sp. Ekstrak dari bakteri laut yang berasosiasi dengan spons memiliki potensi sebagai antikanker dan antioksidan. Ekstraksi bahan bioaktif yang berasal dari bakteri diekstrak menggunakan pelarut etil asetat. Rendemen ekstrak etil asetat senyawa bioaktif yang berasal dari bakteri menghasilkan jumlah rendemen 0.01% hingga 0.03%. Ekstrak bakteri yang berasosiasi dengan spons memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid. Selain itu ekstrak bakteri SAB E-38 dan SAB E-41 juga memiliki kandungan steroid. Senyawa dari golongan flavonoid, alkaloid, dan terpenoid telah diteliti memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antikanker. Ekstrak yang memiliki aktivitas antikanker dengan nilai IC50 terbaik dan yang memiliki nilai aktivitas tertinggi dalam meredam radikal bebas DPPH yaitu ekstrak bakteri SAB E-40. Nilai IC50 ekstrak bakteri SAB E-40 yaitu 234.59 μg mL-1 dengan aktivitas peredaman radikal bebas DPPH pada konsentrasi 100 μg mL-1 dan 200 μg mL-1 yaitu 10.09% dan 19.34%. Ekstrak yang memiliki nilai kapasitas antioksidan tertinggi adalah ekstrak bakteri HAL-08 sebesar 649.92 μmol troloks/g ekstrak. Isolat HAL-08 dan HAL-20 terdeteksi memiliki
Keyword: antikanker, antioksidan, bakteri laut, KS dan A domain
|
Judul: Analysis of Unequal Income Distribution with Cobb-Douglas Production Function
Abstrak: This paper studies the economic growth model by Moav (2002). Moav model shows the existence of unequal income distribution between low-income with high-income community. That kind of unequal income distribution is caused by uneven distribution of income. On this Moav model, there is one area called the threshold. Threshold becomes a benchmark to determining whether a society is categorized into low- or high- income community. The production function used in this paper is the Cobb-Douglas function. The dynamics of this model is described as difference equation of low-income, threshold, and high-income community. Simulation study on the model is carried out using Maple 13 and Mathematica 7.0 software. Overall, from the observed case, high-income community will reach a stable condition earlier, followed by the threshold, and then the low-income community.
Keyword:
|
Judul: Optimasi Produksi Benih Hortikultura Sang Hyang Seri Selection di PT. Sang Hyang Seri Regional Manager I UPPB Sukamandi, Jawa Barat
Abstrak: Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 lalu, menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara menjadi stagnan. Beberapa sektor dalam perekonomian negara mengalami pertumbuhan yang rendah kecuali sektor pertanian, air, gas dan Iistrik. Salah satu subsektor dalam sektor pertanian yang dapat memberikan kontribusi untuk mengatasi krisis tersebut adalah hortikultura karena potensi yang dimilikinya sangat besar. Permintaan komoditas hortikultura menunjukkan pasar yang sangat potensial. Namun dari segi penawaran belum dapat memenuhi permintaan tersebut karena kemampuan produksi yang rendah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh keterbatasan jumlah dan rendahnya mutu benih.
Keyword:
|
Judul: Optimalisasi Produksi di PT. Sang Hyang Sari Cabang Khusus Jawa Barat UPB Sukamandi
Abstrak: Peningkatan jumlah penduduk Indonesia menyebabkan kenaikan konsumsi pengan, sehingga diperlikan peningkatan penyediaan pangan. Oleh karena itu pemerintah menetapkan tujuan meningkatkan penyediaan pangan dan kebutuhan pangan nasional sebagai bagian dari tujuan pembangunan pertanian. Agenda strategis yang ditetapkan pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan pertanian tersebut adalah dengan memacu penerapan teknologi pertanian. Slah satu penerapan teknologi pertanian yang telah dilakukan adalah penggunaan varietas unggul. Varietas unggul dihasilkan dari benih bermutu yang telah dilegalisasi dan lebih dikenal dengan istilah benih bersertifikat. Dalam pengadaan benih bersertifikat diperlukan adanya suatu industri perbenihan untuk memenuhi kebutuhan akan benih. Pada tahun 1971 pemerintah mendirikan Perum Sang Hyang Seri sebagai salah satu komponen industri pembenihan yang mempunyai fungsi dan tugas pokok produksi dan distribusi benih bersertifikat. Selanjutnya Perum Sang Hyang Seri berubah statusnya menjadi PT. Sang Hyang Seri.
Keyword:
|
Judul: Metrik Einstein (Anti-) Self-Dual Berdimensi Empat dengan Metode Cartan
Abstrak: Gravitational field equation can be formulated in differential forms (differential geometry), which describes gravity as a manifestation of the curvature of space-time. Curvature of space-time is characterized by a metric that satisfies the gravitational field equation. With differential forms it can be formulated the (anti-) self-dual Einstein equation, which is a modification of the Cartan structure in (anti-) self-dual basis. Calculation of (anti-) self-dual metric with (anti-) self-dual Einstein equation is simpler than the calculation using Christoffel symbols.
Keyword:
|
Judul: Efisiensi Pemanfaatan Bahan Baku Kayu Lapis Di PT. Kutai Timber Indonesia, Probolinggo-Jawa Timur
Abstrak: Raw material efficiency utilization is one of a success indicator that measures the plywood industry performance by which production units are evaluated. Raw materials efficiency utilization is a simple way to measure the level of competitiveness and effective usage of wood raw material. By increasing the efficiency, the industry can reduce the resulted waste. The purpose of this research is to find out the efficiency of wood raw materials utilization in plywood production process in PT. Kutai Timber Indonesia. The conclusions of the research results are as follows: (1) The average efficiency level of wood raw material utilization at PT. Kutai Timber Indonesia in 2011-2013 was 53.40% per year. (2) The most inefficiency step process was arranging core veneer as reflected by the average highest waste volume (13.37%). (3) PT Kutai Timber Indonesia failed to meet the efficient plywood industry according to Ministry of Forestry Regulation No. P.17/Menhut-II/2004 regarding Standard Operation procedure for Primary Forest Products Industries Efficiency Evaluation. (4) In order to increase the level of wood raw material utilization, PT. Kutai Timber Indonesia use most of the wood waste resulted from the plywood industry for wood pellet, particleboard, wood working and boiler raw material
Keyword: PT. KTI, Raw Material, Plywood, Efficiency
|
Judul: Kajian Manajemen Teknologi dan Produksi Bersih Pengolahan Kayu Lapis Pada Pt Kutai Timber Indonesia
Abstrak: Industri kehutanan di Indonesia berkembang pesat sejalan dengan era industrialisasi yang mulai dikembangkan sejak era Orde Baru. Selama kurun waktu lebih dari satu dasawarsa yang lalu (1988-1998) posisi industri kayu lapis (plywood) merupakan salah satu industri kehutanan andalan ekspor yang telah memberikan sumbangan sangat penting bagi pembangunan bangsa. Perolehan devisa yang dihasilkan untuk negara dari industri kayu lapis terbesar dibandingkan dengan produk industri hasil hutan yang lain. Kenyataan tersebut membawa konsekuensi terhadap pasokan kayu bulat sebagai bahan baku industri kayu lapis harus tetap terjaga. Kemampuan hutan alam dalam menyediakan bahan baku secara lestari tidak mencukupi kebutuhan industri perkayuan di dalam negeri. Potensi produksi lestari hutan alam menurun drastis dari 22,5 juta m³/tahun menjadi 17 juta m³/tahun, di samping masih ada sumber kayu lainnya seperti Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) sekitar 7,5 juta m³/tahun dan hutan rakyat sebesar 2,0 juta m³/tahun. Di lain pihak, kebutuhan bahan baku rata-rata industri pengolahan kayu saat ini mencapai 63,5 juta m³/tahun, termasuk untuk industri kayu gergajian, kayu lapis, pulp (bubur kertas), blockboard, woodchips, sumpit, pinsil dan korek api. Kondisi di atas, selain mengancam kelestarian hutan, juga mengancam kelestarian industri itu sendiri. Kelangkaan dan kesenjangan pasokan bahan baku industri tersebut tidak jarang menimbulkan beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain mendorong maraknya penebangan liar (illegal logging) dan pencurian kayu yang oleh banyak pihak diduga mencapai di atas 20 juta m3/tahun. Kondisi tersebut secara potensial akan meningkatkan ancaman terhadap kelestarian hutan yang pada akhirnya akan menyebabkan kemunduran potensi sumber daya hutan, baik luasan maupun kualitasnya serta ancaman bagi kelestarian industri hasil hutan. dst....
Keyword: manajemen teknologi, produksi bersih, kayu lapis,, ekoefisiensi, PT. Kutai Timber Indonesia, checklist Frank dan Popoff, analisis THIO, limbah
|
Judul: Analisis kestabilan model penyebaran gonorrheae
Abstrak: Gonorrheae merupakan sejenis penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri gonococcus yang menyebar melalui hubungan seksua!. Penderita 'penyakit ini umumnya para pekerja seks alau mereka yang melakukan seks tak wajar. Penyakit ini memiliki karakteristik unik yang mendasar yakni tidak ada kekebalan, artinya bahwa bila penderita yang dinyatakan sembuh kemungkinan untuk terjangkit sangat besar dan setiap individu yang rentan akan terinfeksi jika berhubungan seksual dengan penderila penyakit Inl. Martin Braun (1975) membuat suatu model epidemik tentang penyebaran penyakit gonorrheae. Pemodelan ini hanya membahas penyebaran gonorrheae yang disebabkan oleh hubungan seksual lawan jenis (heteroseksual).
Keyword:
|
Judul: The relationship among three populations of climbing perch fish (Anabas testudineus) based on analysis of Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) and morphometric characters.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan 3 populasi ikan betok (Anabas testudineus) yang berasal dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan dengan metode RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) dan karakter morfometrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat heterozigositas populasi ikan betok berkisar antara 0,088-0,109, sedangkan polimorfisme genetik populasi ikan betok Kalimantan merupakan yang tertinggi (25,93%) dibandingkan dengan populasi dari Sumatera (22,22%) dan Jawa (18,52%). Hubungan kekerabatan ketiga populasi menunjukkan jarak genetik antara populasi ikan betok Jawa dan Sumatera (0,279) lebih dekat dibandingkan dengan Kalimantan terhadap Jawa (0,398) dan Sumatera (0,551). Berdasarkan analisis dendrogram UPGMA mengelompokkan populasi Jawa dan Sumatera terpisah dari populasi Kalimantan. Dalam hal ini, 3 karakter morfometrik menunjukkan perbedaan populasi dan 18 karakter kemiripan, serta terdapat indeks kemiripan antara Sumatera dan Jawa sebesar 10%
Keyword:
|
Judul: Keragaman Tiga Populasi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) dengan Metode RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) dan Karakter Morfometrik
Abstrak: Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Di Indonesia ikan tambakan merupakan salah satu ikan bernilai ekonomis. Jumlah produksi budidaya kolam, karamba, maupun sawah ikan tambakan cenderung menurun. Untuk meningkatkan produksi ikan tambakan yang berkelanjutan perlu didukung oleh program pemuliaan bibit unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman genetika populasi ikan tambakan yang berasal dari tiga lokasi berbeda (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) menggunakan metode RAPD dan karakter morfometrik. Hasil menunjukkan bahwa polimorfisme dan heterosigositas tertinggi terdapat pada populasi ikan tambakan Kalimantan dibandingkan dengan tambakan Sumatera dan Jawa. Ukuran fragmen DNA teramplifikasi berkisar antara 100-2000 bp. Jarak genetik paling jauh adalah antara populasi tambakan Sumatera dengan Kalimantan (0,2877), sedangkan jarak genetik terendah adalah tambakan Kalimantan dengan Jawa (0,1961). Berdasarkan uji karakter morfometrik diketahui terdapat 9 karakter yang berbeda nyata (P<0,05) dan berdasarkan analisis fungsi kanonikal menunjukkan penyebaran karakter morfologi ketiga populasi ikan tambakan Sumatera, Jawa, dan Kalimantan tidak saling bersinggungan dengan indeks kemiripan (sharing component) masing-masing populasi 100%
Keyword:
|
Judul: Elektrodeposisi Film Tipis Semikonduktor Cu2ZnSnS4 (CZTS) pada Substrat Kaca ITO
Abstrak: Semiconductor Cu2ZnSnS4 (CZTS) thin film that can be used as absorber layers on solar cell module was made via electrodeposition method. CZTS thin film was electrodeposited on the surface of a silicate glass coated with a thin layer of indium tin oxide (ITO). Deposition process was done using potentiostatic mode at room temperature with a potential of 1.05 V for 30, 45, and 60 minutes, followed with annealing the film at 2 different temperatures, 500 ºC using furnace and 180 ºC using hot plate, both treatments for 45 minutes in N2/H2S atmosphere. The X-ray difractograms were analyzed using Match 2 program and showed that the CZTS thin films had kesterit crystalline structure, with a low percentage of CZTS phase. The thin film also contained secondary phases such as Cu2S, ZnS, and SnS. The obtained CZTS thin films had a thickness between 1.039 and 1.676 μm. Absorption study showed that the band gap energy of CZTS thin films which was annealed using furnace ranged from 1.50 to 1.52 eV, whereas that annealed using the hot plate was not observed. The band gap energy value showed that CZTS thin films can be used as sunlight absorber layers on solar cell. The formation of CZTS crystal film on this investigation was effectively performed using furnace annealing process at a temperature of 500 ºC with deposition time of 45 minutes.
Keyword: Thin film, Electrodeposition, Cu2ZnSnS4
|
Judul: Storage of minimally processed crystal guava coated by glucomannan in modified atmosphere packaging
Abstrak: There had been many studies on minimally processed fruits in Indonesia, but none had been conducted on crystal guava. Research had also been done for edible coated minimally processed mango (Wuryani et al., 1999), and snake fruits (Rusmono et al., 1998) using soybean protein isolate as the major ingredient for the edible coating. The objective of this research was to observe the respiration rates, the quality changes, and the shelf life of edible coated minimally processed crystal guava using glucomannan as the major ingredient for edible coating. Preliminary experiment resulted in the selection of 1% glucomannan for the edible coating selection due to the lowest respiration of the edible coated minimally processed crystal guava stored at 5 oC. Storage temperature at three levels 5 oC, 10 oC, and temperature room, and atmosphere composition at also three levels 16-18% O2 and 3-5% CO2, 14-16% O2 and 3-5% CO2, 16-18% O2 and 5-7% CO2 were applied to the edible coated minimally processed crystal guava. The results indicated that storage temperature of 10 oC, and atmosphere composition of 14-16% O2 and 3-5% CO2 were favored compared to the room condition. The packaging films appropriate for the selected condition were stretch film and polypropylene film. Validation experiment used a packaging made of LDPE no.4 for the bottom container accommodating 166-277 g edible coated minimally processed crystal guava which were then covered by stretch film and polypropylene film. It was concluded that edible coated minimally processed crystal guava was best to be stored at 10 oC in a modified atmosphere packaging using stretch film with the ratio of weight to area 200 g/ 240 cm2 since it would be still accepted on the sixth day storage with an organoleptic score of 3.5 in the range of 1-5.
Keyword:
|
Judul: Shelf life and quality of edible coated fresh cut sapota (Achras zapota, L) cultivar sukatali ST1 stored in modified atmosphere packaging
Abstrak: Minimally processed fruit is one of the options that provide practical and ready to eat food for the urban people that has instant life style. Edible coating and low temperature are required to keep the quality and the shelf life of the minimally processed fruits. The objective of this study was to determine the influence of edible coating used for fresh cut sapota cultivar Sukatali ST1 on its quality and shelf life. Preliminary experiment resulted in the selection of 0.5% glucomannan out of 0.5%, 0.55%, and 0.6% concentration for the edible coated fresh cut sapota due to its lowest respiration. Two treatments, storage temperature at three levels 5oC, 10oC, 15oC and atmosphere composition at also three levels 16-18% O2 & 2-4% CO2, 14-16% O2 & 2-4% CO2, and 14-16% O2 & 4-6% CO2 were applied to the edible coated fresh cut sapota cultivar Sukatali ST1. The results indicated that storage temperature of 10 oC, and atmosphere composition of 14-16% O2 and 2-4% CO2 were favored compared to the room condition. The packaging films appropriate for the selected condition were stretch film and polypropylene film. The validation experiment concluded that edible coated fresh cut sapota cultivar Sukatali ST1 was best to be stored at 10 oC in a modified atmosphere packaging using stretch film, which was still accepted by consumers on the sixth day storage with an organoleptic score of 3-5 in the range of
Keyword:
|
Judul: Invers Drazin dari Matriks Toeplitz Singular
Abstrak: Matriks Toeplitz adalah matriks yang setiap unsur pada diagonal utama bernilai sama dan setiap unsur pada subdiagonal yang bersesuaian dengan diagonal utama juga bernilai sama. Matriks singular adalah matriks yang tidak bisa ditentukan inversnya. Akan tetapi, dapat diupayakan untuk ditentukan inversnya menggunakan invers matriks yang diperumum. Invers Drazin merupakan salah satu jenis invers matriks yang diperumum. Pada karya ilmiah ini ditentukan invers Drazin dari matriks Toeplitz singular dengan menggunakan metode Leverrier Faddeev. Kemudian, ditentukan invers Drazin dari matriks Toeplitz singular yang direpresentasikan sebagai penjumlahan segitiga bawah dan segitiga atas matriks Toeplitz berdasar pada teorema Gohberg dan Semencul., Toeplitz matrix is a matrix in with element on the main diagonal has the same value and on the subdiagonal corresponding to the main diagonal also has the same value. Singular matrix is a matrix that has no inverse. However, it can be attempted to determine the inverse using a generalized inverse matrix. Inverse Drazin is a type of generalized matrix inverse. This paper discussed the inverse Drazin for a singular Toeplitz matrix using the Leverrier Faddeev method. Then, the Drazin inverse of the singular Toeplitz matrix which is represented as a sum of products of lower and upper triangular Toeplitz matrix based on Gohberg and Semencul theorem.
Keyword: inverse Drazine, singular Toeplitz matrix
|
Judul: Pendugaan neraca air menggunakan aplikasi tank model dan perhitungan erosi sedimentasi dengan metode musle di sub-das Cibengang Kabupaten Bandung
Abstrak: Sampai saat ini metode yang digunakan di Indonesia untuk menduga erosi masih menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Sementara itu, ada metode baru yang merupakan pengembangan dari metode USLE, yaitu MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) yang lebih akurat dalam menduga erosi. Berbagai pendapat menyebutkan bahwa untuk menerapkan metode MUSLE ini sulit, karena harus menghitung limpasan permukaan. Tank Model bisa menjadi solusi, karena Tank Model digunakan untuk menduga distribusi aliran air secara vertikal dan horisontal berdasarkan waktu sehingga diketahui penyebaran air dalam kawasan DAS, sehingga limpasan bisa diketahui.
Keyword:
|
Judul: Pendugaan Neraca Air, Erosi Dan Sedimentasi Menggunakan Aplikasi Tank Model Dan MUSLE Di Sub-sub DAS Cikadu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Abstrak: The difficulty in assuming flow characteristics of water in a watershed could be answered by Tank Model aplication, this model use the parameters of precipitation, evapotranspiration, and flow as input data to estimate characteristics of a watershed in the form water balance, presence of water and water level on each layer ground.The research was located at Cikadu Sub-Watersheds which is a part of Cisangkuy Sub-Watershed at Mangun Jaya Village, Arjasari Sub-District, Bandung District with water catchment area as much as 986.6 Ha. The research was held on November 2011 – January 2012. The objective of this research are : 1) Study of hydrology characteristics at Cikadu Sub-Watersheds using Tank Model with the basis of SPAS data, 2) Study of sedimentation and erosion rates at Cikadu Sub-Watersheds using MUSLE method with the input of runoff data generated by Tank Model application. Land cover in Cikadu Sub-Watersheds consist of 376.8 Ha (38.20%) shrubs, 199 Ha (20.17%) forest, 152.3 Ha (15.44%) plantations, 4.4 Ha (0.44%) residential area, 123.8 Ha (12.55%) irrigated rice field, 60.1 Ha (6.10%) rainfed rice field, and 69.8 Ha (7.08%) agricultural field. Result from the calibration of stream flow monitoring stations data shows a high correlation between water level and discharge which was Q = 50.82 TMA2,578, with R2 = 0.98. Correlation between discharge and sedimentation rate was Qs = 0.981 Q1, 897, with R2 = 0.70. The runoff rate can be predicted with Tank Model and the sediment rate by using MUSLE. The runoff coefficient is 37%, there is a strong correlation between sediment rate observed and sediment rate of calculated MUSLE with R2 = 0.75. Tank Model optimization results with parameter values R = 0.86. Total flow of Tank Model for 57 days in form of rainfall of 636.9 mm with the total ETP value 211.384 mm will be a total flow of 215.07 mm, the comparison of flow on each reservoir is surface flow of 71.98 mm (33.47%), Intermediate flow of 58.55 mm (27.22%), Sub-base flow of 2.05 mm (0.95%), and Base Flow of 82.47 mm (38.34%). Total sedimentation rate is 15.57 tons/ha/year, equivalent to a loss of soil as deep as 1.29 mm/year.
Keyword:
|
Judul: Infeksi Virus Parainfluenza Pada Anjing
Abstrak: Virus parainfluenza anjing termasuk famili Paramyxoviridae, berbentuk pleomorf dengan ukuran bervariasi (bergaris tengah antara 100-500 nm), berpembungkus peka ether, berisi genom RNA dan secara serologis mempunyai kesamaan dengan virus SV-5 kera; dikenak sebagai salah satu kausa penting dari sindrom "kennel cough". Infeksinya dapat mengenai anjing semua umur yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksinasi mengakibatkan gejala klinis ringan yang terbatas pada traktus respirasi atu infeksi yang secara klinis tidak memperlihatkan gejala nyata. Gejala klinis yang nampak setelah masa inkubasi (1-5 hari) terlewati berupa batuk yang tidak berat selama beberapa hari, berbagai tingkat tonsilitis dan pharyngitis dan kadang-kadang ditemukan kenaikan temperatur rektal antara 1-2 derajat C dari temperatur normal rat-rata. Anjing terinfeksi mengandung virus pada traktus respirasi bagian atas dan bawah serta limfonoduli sampai hari ke 9 setelah infeksi. Penyebaran virus antar anjing terjadi secara aerogen.
Keyword:
|
Judul: Suplementasi Tepung Kedelai Bebas Lemak (Defatted Soy Flour) Hasil Ekstrusi Pada Formula Roti Manis
Abstrak: Penambahan tepung kedelai pada produk roti manis diharapkan dapat menghasilkan produk berkadar protein tinggi dan diterima masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan tepung kedelai bebas lemak terhadap sifat fisik, sifat kimia dan daya terima dari roti manis. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama dilakukan untuk membuat tepung kedelai bebas lemak dengan metode proses ekstrusi dan suplementasi pada adonan roti manis. Tepung kedelai (60 mesh) yang dihasilkan kemudian digunakan pada pembuatan (formulasi) roti manis. Produk yang diperoleh kemudian diamati secara kimia (analisa proksimat) dan organoleptik (kesukaan panelis).
Keyword:
|
Judul: Suplementasi tepung kedelai lemak penuh (full fat soy flour) hasil ekstrusi pada formula roti manis
Abstrak: Pengembangan kedelai sebagai salah satu sumber protein mempunyai prospek yang baik. Suplementasi tepung kedelai pada roti manis diharapkan dapat menghasilkan produk berkadar protein tinggi dan diterima masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suplementasi tepung kedelai terhadap sifat fisik, kimia dan daya terima roti manis. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Pada penelitian tahap pertama dilakukan pembuatan tepung kedelai lemak penuh dengan metode ekstrusi. Tepung kedelai tersebut disuplementasikan pada roti manis. Produk yang dihasilkan dianalisa proksimat (kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat) serta diuji hedonik. Penelitian tahap kedua mempelajari pengaruh suplementasi tepung kedelai lemak penuh pada formulasi roti manis dengan penambahan bread improver dan tepung gluten. Pada roti manis dilakukan pengamatan sifat fisik yang meliputi derajat pengembangan adonan dan volume roti, serta sifat kimia yang meliputi peningkatan kadar protein roti manis sebagai pengaruh tingkat suplementasi serta uji hedonik terhadap penampakan, aroma, rasa dan tekstur untuk menentukan formulasi terbaik dari setiap konsentrasi tepung kedelai, tepung gluten dan bread improver. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa suplementasi tepung kedelai pada formula roti manis dapat dilakukan sampai taraf 10%. Suplementasi tepung kedelai pada adonan roti yang melebihi konsentrasi 10% akan menyebabkan tekstur roti menjadi keras dan rapuh. Suplementasi tepung kedelai pada formulasi roti manis menyebabkan peningkatan kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, tetapi menurunkan kadar karbohidrat. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa suplementasi tepung kedelai sebanyak 12%, 15% dan 18% dengan penambahan tepung gluten sebanyak 2%, 3 % dan 4% serta 0.25% bread improver menghasilkan volume roti dan derajat pengembangan yang tidak berbeda nyata dengan kontrol. Dari hasil uji hedonik terhadap keempat atribut organoleptik menunjukkan bahwa penambahan 3% tepung gluten dan 0.25% bread improver mampu meningkatkan penerimaan konsumen terhadap roti manis dengan suplementasi tepung kedelai sebanyak 12% dengan kadar protein sebesar 12.48% (15.13% lebih tinggi dari kontrol).
Keyword:
|
Judul: Studi Taksonomi Katak Subgenus Papurana (Lesson, 1831) dari Halmahera (Anura, Ranidae, Hylarana), Studi Taksonomi Katak Subgenus Papurana (Lesson, 1831) dari Halmahera (Anura, Ranidae, Hylarana
Abstrak: I reevaluated taxonomic of subgenus Papurana position from Halmahera based on morphological and molecular analyses. My results show that two separate species occur on the Halmahera Island, each nested within two distinct clades (hereafter papua clade and celebensis clade), one of which corresponds to H. moluccana (celebensis clade) and the other to an unidentified species (papua clade). By p-distance ranging from 6.9 to 11.5% on the 16S rRNA gene, the unidentified species (Hylarana sp.) is genetically different from all congeners of the papua clade. The Hylarana sp. can be distinguished from all congeners by following combination of charactes: vomer teeth in two oblique rows with narrow inter-vomer distance; snout rounded dorsally; dorsum with few scattered cone-shaped tubercles that are black with white tips; distinct skin folds (ridges) on the dorsal side of the thigh coinciding with dark brown cross bars; a marbled pattern on the ventral side of the thigh and yellowish groin. I also present new data for H. daemeli, H. volkerjane, and H. arfaki from the western region of Papua. Furthermore, I found that H. celebensis has numerous mtDNA lineages, indicating cryptic diversity within the celebensis clade. The discovery of two separate species on Halmahera necessitates more research into the biogeographic history of Hylarana in Northern Moluccas.
Keyword: frog, Halmahera, Hylarana, morphology, Papurana, phylogenetic
|
Judul: Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT XYZ Di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.
Abstrak: Sulawesi Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi yang baik dalam produk pertanian dan perkebunan. Komoditi utama Provinsi Sulawesi Tengah adalah kakao. Namun, di Kabupaten Morowali sendiri, area perkebunan kakao dari tahun 2011 hingga 2016 menurun, sementara luas areal perkebunan besar swasta tanaman kelapa sawit meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Morowali secara finansial layak dalam kriteria investasi. Penelitian ini dianalisis berdasarkan kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C, PP, dan switching value. Hasil dari analisis kelayakan investasi untuk pembangunan perluasan perkebunan kelapa sawit seluas 1000 ha menunjukkan NPV sebesar Rp 52951448529, IRR sebesar 7 persen, Net B / C sebesar 1.49, dan PP pada 12 tahun dan 1 bulan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pengembangan perkebunan sawit di Kabupaten Morowali layak dalam kriteria investasi.
Keyword: Kelayakan, Investasi, Tanaman Kelapa Sawit
|
Judul: Analisis Kelayakan finansial proyek biodiesel kelapa sawit pada pusat penelitian kelapa sawit medan, Sumatera Utara
Abstrak: Kelapa saawit adalah salah satu komoditi perkebunan Indonesia yang dalam dua dekade terakhir ini semakin kokoh sebagai komoditi unggulan perkebunan Indonesia. Prospek usaha yang cerah, harga produk yang kompetitif, industri berbasis kelapa sawit yang beragam dengan skala usaha yang fleksibel, telah menjadikan banyak perusahaan dalam berbagai skala maupun petani yang berminat untuk membangun industri kelapa sawit, mulai dari kebun hingga industri hilir. Bagi Indonesia, peluang pengembangan kelapa sawit juga ditunjang oleh potensi sumberdaya alam yang dimiliki, antara lain terjaminnya ketersediaan lahan dan tenaga kerja, letak geografis yang sangat strategis dan daya tarik investasi yang cukup tinggi.
Keyword:
|
Judul: Dynamical System of Hepatitis B in Three Groups with Vaccination
Abstrak: The aim of this study is to modify the hepatitis B transmission model in three age groups involving vaccination from the model conducted by Zhoe and Zhang.The method used is to analyze the stability of the fixed point and its basic reproduction number (R_0). Performed stability analysis and numerical simulation to see population dynamics. Next, a sensitivity analysis of the parameters was carried out to see its effect on R_0. From the analysis obtained two fixed points, namely non-endemic and endemic fixed points. Non-endemic fixed points are locally asymptotically stable if R_0 <1 Meanwhile, the endemic fixed point is locally asymptotically stable if R_0 > 1. Hepatitis vaccination affects the number of susceptible population, because the more successful the vaccination, the smaller the number of susceptible populations so that the smaller the population will be infected.
Keyword: Dynamic, Hepatitis B, Vaccine, Mathematical model
|
Judul: Aplikasi Bahan Humat, Pupuk Silika dan Abu Sabut Kelapa sebagai Bahan Amelioran Tanah Sawah
Abstrak: Upaya peningkatan produksi padi dengan intensifikasi lahan menyebabkan unsur hara terangkut melalui panen secara terus-menerus. Petani padi di Kepulauan Nias, Sumatera Utara pada umumnya melakukan pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium tanpa penambahan bahan organik dan pupuk silika. Padahal kehilangan bahan organik dan silika melalui panen cukup tinggi. Sebagian besar lahan sawah diindikasikan berkadar bahan organik rendah. Kehilangan silika melalui panen padi antara 150 hingga 300 kg/ha. Dengan demikian perlu dilakukan pemupukan berimbang supaya tanah tetap sehat. Penambahan bahan silika diberikan dalam bentuk pupuk SipadiHS sedangkan penambahan bahan organik dapat diberikan dalam bentuk bahan humat. Selain itu, Kepulauan Nias sangat banyak menghasilkan sabut kelapa yang merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa. Sabut kelapa dapat diolah menjadi abu sabut kelapa yang mengandung kalium cukup tinggi, untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk substitusi pupuk kalium. Pemberian kombinasi bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa diharapkan berpengaruh positif memperbaiki sifat-sifat kimia tanah serta peningkatan pertumbuhan tanaman padi. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu percobaan di rumah kaca dan analasis tanah dan tanaman di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah IPB. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2016 sampai bulan April 2017. Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal. Perlakuan yang diberikan merupakan kombinasi antara bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa yang disubstitusi KCl pada dosis yang bervariasi. Adapun dosis bahan humat setara 0 dan 15 l/ha; dosis pupuk silika 0 dan 0.85 ton/ha dan dosis abu sabut kelapa yang mengandung K2O 31% sebesar 0, 0.32 dan 0.66 ton/ha disubstitusi dengan KCl 0, 0.08 dan 0.16 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bahan amelioran meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa. Perlakuan terbaik adalah perlakuan H1S1A2 (bahan humat 15 l/ha, silika 0.85 ton/ha dan abu sabut kelapa 0.66 ton/ha) yang meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa sedangkan silika tersedia dan C-organik cenderung meningkat. Selain berpengaruh pada sifat kimia tanah, kombinasi bahan amelioran tersebut juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yaitu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun.
Keyword: abu sabut kelapa, bahan humat, padi, pupuk silika
|
Judul: Pengaruh Kombinasi Pupuk Daun Silika dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah
Abstrak: Beras merupakan makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia. Namun, kemampuan Indonesia dalam menyediakan beras bagi penduduknya belum memadai. Salah satu cara untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan beras adalah dengan meningkatkan produktivitas lahan yang dikenal sebagai intensifikasi. Intensifikasi pertanian diarahkan pada perbaikan seluruh sistem pertanian salah satunya segi kesuburan tanah. Kebutuhan hara padi tidak hanya unsur makro dan mikro esensial tetapi juga unsur yang menguntungkan seperti Silikon (Si). Kurangnya Si tersedia dalam tanah sawah diduga merupakan salah satu penyebab stagnasi produksi padi di Jawa dan daerah lainnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk daun silika dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi, serta serapan Si pada padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan pupuk daun silika secara tunggal nyata meningkatkan jumlah anakan, dan meningkatkan bobot GKP, kadar P jerami dan serapan Si walaupun secara statistik tidak nyata. Namun, pupuk daun silika berpotensi menurunkan kadar K jerami yang diduga karena kandungan Na pada pupuk daun Si menekan serapan K. Perlakuan pupuk NPK secara tunggal nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai, GKP, kadar P dan K jerami, serta serapan Si. Interaksi kedua perlakuan nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah malai.
Keyword: intensifikasi, jerami, silikon
|
Judul: Metrik Einstein (Anti-) Self-Dual Berdimensi Empat dengan Metode Cartan
Abstrak: Gravitational field equation can be formulated in differential forms (differential geometry), which describes gravity as a manifestation of the curvature of space-time. Curvature of space-time is characterized by a metric that satisfies the gravitational field equation. With differential forms it can be formulated the (anti-) self-dual Einstein equation, which is a modification of the Cartan structure in (anti-) self-dual basis. Calculation of (anti-) self-dual metric with (anti-) self-dual Einstein equation is simpler than the calculation using Christoffel symbols.
Keyword:
|
Judul: Penyelesaian Cutting Stock Problem Satu Dimensi Menggunakan Metode Branch and Bound
Abstrak: Kain batik katun merupakan bahan utama yang biasa digunakan untuk membuat baju seragam keluarga. Pemotongan bahan kain batik haruslah menyesuaikan dengan kebutuhan keluarga tersebut. Oleh karena itu, pemotongan bahan kain batik perlu direncanakan agar mendapatkan hasil yang optimal untuk meminimumkan sisa bahan yang terbuang. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pola pemotongan bahan seragam keluarga yang dapat meminimumkan sisa hasil pemotongan satu dimensi pada kain batik katun yang diperoleh menggunakan metode branch and bound serta mencari solusi yang optimal menggunakan bantuan software Lingo 11.0. Solusi yang diperoleh merupakan kombinasi pola pemotongan bahan kain yang optimal sehingga meminimumkan sisa hasil pemotongan. Model diimplementasikan pada masalah pemotongan stok bahan kain batik katun menggunakan bantuan bahasa pemrograman Python 3.9.5 dan software Lingo 11.0 yang memperlihatkan bahwa sisa hasil pemotongan sebesar 2,95% dari total bahan yang digunakan., Cotton batik cloth is the main material that is usually used in making family attires. The cloth's cut must be suitable with the family's requirement. Because of that, the cutting process must be planned carefully to give the optimal cut to minimalize the material wasted. This research is intended to find the cutting pattern for family attire material that could minimalize the one-dimensional cut on cotton batik cloth using the branch and bound method whilst finding an optimal solution using software Lingo 11.0. The produced solution would be optimal combinations of cutting patterns on the cloth so that the material leftover is minimal. The model is applied to the cutting stock problem using Python 3.9.5 and software Lingo 11.0 shows that the leftover and profit from the cutting process would be 2.95% of the total material used.
Keyword: branch and bound, cutting stock problem, optimization
|
Judul: Penyelesaian Cutting Stock Problem Dua Dimensi Menggunakan Pattern Generation Technique
Abstrak: Cutting Stock Problem (CSP) dua dimensi adalah suatu permasalahan pemotongan barang (item) yang berfokus pada dua sisi pemotongan yaitu anjang dan lebar. Pemotongan yang dilakukan bertujuan untuk meminimumkan sisa hasil pemotongan yang didapatkan. Salah satu metode dalam pemotongan CSP dua dimensi adalah pattern generation. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola pemotongan optimal menggunakan pattern generation yang meminimalkan sisa hasil pemotongan kain di RB GROUP yang diimplementasikan menggunakan bantuan Excel dan software optimisasi Lingo 18.0. Hasil yang diperoleh untuk meminimumkan sisa pemotongan kain rol pada RB GROUP dapat dilakukan dengan memotong 2 kain rol berukuran 50 m × 1.5 m dengan pola 1633 yaitu 129 celana pendek ukuran XL, 84 ukuran L, dan 38 ukuran M, serta pola 1653 dengan 129 celana pendek ukuran XL, 51 ukuran L, dan 72 ukuran M. Kombinasi tersebut menghasilkan sisa pemotongan sebesar 14.81% dari total kain rol yang digunakan. Persentase tersebut lebih kecil 2.83 % dari persentase sisa pemotongan yang dilakukan oleh RB GROUP., The two-dimensional Cutting Stock Problem (CSP) is a problem of cutting items that focuses on two cutting dimensions: length and width. The cutting is aimed at minimizing the resulting of leftover cutting. One of the methods for solving the two-dimensional CSP is pattern generation. This research aims to obtain optimal cutting patterns using pattern generation to minimize the leftover fabric in RB GROUP's cutting process, implemented with the assistance of Excel and Lingo 18.0 optimization software. The results obtained indicate that to minimize the leftover fabric in roll cutting at RB GROUP, it is possible to cut 2 rolls of fabric with dimensions of 50 m × 1.5 m using pattern 1633, consisting of 129 XL-sized shorts, 84 L-sized shorts, and 38 M-sized shorts, as well as pattern 1653, consisting of 129 XL-sized shorts, 51 L-sized shorts, and 72 M-sized shorts. This combination results in a leftover fabric of 14.81% of the total fabric used. This percentage is 2.83% smaller than the leftover fabric percentage achieved by RB GROUP.
Keyword: cutting stock, leftover cutting, optimal, pattern generation
|
Judul: Infeksi Virus Parainfluenza Pada Anjing
Abstrak: Virus parainfluenza anjing termasuk famili Paramyxoviridae, berbentuk pleomorf dengan ukuran bervariasi (bergaris tengah antara 100-500 nm), berpembungkus peka ether, berisi genom RNA dan secara serologis mempunyai kesamaan dengan virus SV-5 kera; dikenak sebagai salah satu kausa penting dari sindrom "kennel cough". Infeksinya dapat mengenai anjing semua umur yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksinasi mengakibatkan gejala klinis ringan yang terbatas pada traktus respirasi atu infeksi yang secara klinis tidak memperlihatkan gejala nyata. Gejala klinis yang nampak setelah masa inkubasi (1-5 hari) terlewati berupa batuk yang tidak berat selama beberapa hari, berbagai tingkat tonsilitis dan pharyngitis dan kadang-kadang ditemukan kenaikan temperatur rektal antara 1-2 derajat C dari temperatur normal rat-rata. Anjing terinfeksi mengandung virus pada traktus respirasi bagian atas dan bawah serta limfonoduli sampai hari ke 9 setelah infeksi. Penyebaran virus antar anjing terjadi secara aerogen.
Keyword:
|
Judul: Persebaran Kerusakan Pohon di Jalur Wisata Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.
Abstrak: Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan kawasan konservasi ex-situ yang memiliki koleksi berbagai jenis tanaman yang didominasi oleh pepohonan. Kesehatan pohon dipengaruhi oleh aktivitas manusia, polusi udara, umur pohon serta faktor biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan pohon dan persebaran pohon rusak yang ada di jalur wisata. Penelitian dilakukan pada bulan Juni - September 2016. Kerusakan pohon dapat diketahui dengan metode forest health monitoring (FHM) yaitu dengan mencatat tipe kerusakan pada pohon yang tampak secara visual pada bagian pohon serta memberikan bobot tertentu. Penelitian ini dapat diidentifikasi 12 tipe kerusakan dari 13 tipe kerusakan. Bagian yang paling banyak mengalami kerusakan adalah bagian cabang sebanyak 27,5%. Nilai indeks kerusakan pohon di KRB kategori sehat memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 62%. Pohon rusak dengan kategori sedang dan berat paling banyak terdapat pada jalur wisata 2. Keselamatan pengunjung perlu diperhatikan untuk menghindari kerugian materi dan immateril yang dialami oleh pengelola.
Keyword: Forest Health Monitoring (FHM), keselamatan pengunjung, tipe kerusakan pohon.
|
Judul: Tree Health Analysis for Fabaceae Families in Bogor Botanical Garden (BBG)
Abstrak: Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan salah satu kawasan konservasi ex- situ yang berada di Kota Bogor. Tempat wisata alam terbuka seperti Kebun Raya Bogor mempunyai jumlah tanaman termasuk pohon besar yang begitu banyak, diharapkan terjamin kesehatannya sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe kerusakan, mengukur tingkat kerusakan, dan menilai tingkat kesehatan pohon famili Fabaceae di Kebun Raya Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode forest health monitoring. Kasus kerusakan pohon yang ditemukan di Kluster 3 Kebun Raya Bogor (KRB) sebanyak 55 kasus dengan 10 dari 16 jenis kerusakan, serta 8 dari 9 lokasi kerusakan. Tingkat kerusakan pohon di Plot 2 Kluster 3 FHM KRB relatif rendah dengan nilai PLI sebesar 1,93 dari 6,39. Nilai CLI sebesar 4,35 menunjukkan bahwa pohon pada Kluster 3 FHM KRB dikategorikan dalam kondisi sehat. Pengelolaan pohon yang telah dianalisis nilai kerusakan pohonnya harus dipantau secara teratur menggunakan metode yang paling tepat. Hasil dari analisis ini bisa digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pengelolaan lebih lanjut.
Keyword: Forest Health Monitoring, Level Health of Trees, Location, Severity, Tree Damage
|
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid
Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid.
Keyword:
|
Judul: Study of Habitat Characteristic and Preference of Javan Leopard (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) in Ujung Kulon National Park.
Abstrak: Javan leopard is the only big cat in java. It’s dispertion is limited in java and kangean island. Javan leopard in ecosystem have role as a top predator that control population of it’s preys. Javan leopard condition become endangered because to many suppressed to their population and habitat not equal to it’s conservation effort. This research was conduct for 3 months from november 2008 to januari 2009 in Ujung Kulon National Park. Data that collected are habitat characteristic including structur and composition of it’s vegetation, availability of preys, water, and cover, also activity encounter of javan leopard. Data was collected using vegetation analysis method nfor vegetation and line transect method for preys inventory. Habitat of javan leopard in Ujung Kulon National Park is a lowland forest, coastal forest, and mangrove forest. Javan leopard has preference to their habitat (χ2 arithmatic = 18,42 and χ2 table = 5,991). Habitat of Javan leopard like the most is coastal forest (w= 1,64) and habitat of javan leopard unlike the most is mangroove forest (w= 0,07). Habitat characteristic of javan leopard in Ujung Kulon National Park are having structure and composition of it’s vegetation that not too close, availability in preys, water, and cover.
Keyword:
|
Judul: Analisis Pola Penggunaan Ruang dan Parameter Demografi Macan Tutul Jawa Di Taman Nasional Gunung Ciremai.
Abstrak: Javan Leopard (Panthera pardus melas F. Cuvier, 1809) is one of the big cats on the Island of Java. Javan leopard has an important role in the ecosystem as top predators. It is also called keystone species particularly in the tropical rain forests of the Island of Java. Within the last few years leopard population in general has decreased, so that the criteria being critically endangered species in the IUCN red list, appendix I of the CITES, and protected by the laws of Republic of Indonesia No. 5 in 1990. The research conducted over the past 11 months, starting April 2012 to March 2013 within the Gunung Ciremai National Park (TNGC). The objectives of this research are: 1) together information on the use of space of Javan leopard species 2) together information on estimation of demographic parameters of the Javan leopard with the TNGC. Research was done in Management Area I of Kuningan and Management Area II of Majalengka. Equipment and materials used in this research consisting of the map of the conservation area camera traps, binoculars, GPS, digital camera, flashlight, compass etc. The method employed was direct observation in the field as well as study of literature. Based on research field known that TNGC has four space range of Javan leopard i.e. Block Sigedong, Block Sayana and Block Sukamukti, as well as Block Resort Argamukti. Demographic parameters of Javan Leopard in TNGC include minimum population size is the 3 individuals, sex ratio of male: female is 3: 0 and the structure of cub: juveniles: adult is 0: 0: 3. The average of home range of Javan leopard in TNGC is 7,22 km2. The number of prey is II and dominated by wild boar, civet and barking deer. The index of diversity of prey 1.65 and index of equity 0,69. Based on the results of the logistic regression analysis known that the dominant factor in habitat that have an effect on the occurrence of the Javan leopard is the distance from settlement (X1), slope class (X4), distance of prey (X6), the number of prey species (X7), and the distance of the water source (X8) with the equation: ( ) That means any increase of one unit of distance to the settlement will increase the chances of the presence of Javan leopard at a habitat as much as of 0.001. Every increase of one unit of slope class will increases the chance of presence of a Javan leopard at a habitat as much as 0,61. Any decrease in one unit of distance to the prey, it will increase the chance of a Javan leopard presence in the habitat as much as 0.125. Any increase in the number of units of as much as prey species then increases the chance of presence of a Javan leopard in a habitat as much as 0.002. Any decrease in one unit of distance of water sources then it will increase the chances of the presence of Javan leopard in a habitat as much as 0.549.
Keyword:
|
Judul: Pengaruh Konsentrasi Yeast dan Jenis Emulsifier pada Frozen Dough
Abstrak: Frozen dough adalah produk adonan beku yang diproses dengan menggunakan teknologi air blast freezer dengan suhu (-30°C). Adonan dari frozen dough memiliki keuntungan antara lain dapat diproduksi secara sentralisasi, mudah dalam distribusi atau transportasi, dan umur simpan produk lebih panjang. Kelemahan frozen dough yaitu penurunan retensi gas CO2 selama proofing dan penurunan volume potongan roti akibat kematian sel-sel khamir. Penelitian ini bertujuan untuk merancang formulasi frozen dough dan proses produksi dari awal hingga akhir serta untuk mengetahui pengaruh yeast dan jenis emulsifier dalam pembuatan roti dari frozen dough. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu penelitian tahap pertama, kedua, dan ketiga. Penelitian tahap pertama untuk menentukan formulasi dan proses pembuatan roti manis, penelitian tahap kedua untuk menentukan formulasi dan proses pembuatan roti manis dari frozen dough, dan penelitian tahap ketiga untuk melakukan analisis adonan yang telah dibekukan dalam air blast freezer dan analisis produk dari frozen dough. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pada adonan dan produk akhir. Analisis pada adonan yaitu potensi pengembangan adonan, volume spesifik adonan, dan analisis ekstensograf, sedangkan analisis pada produk roti yaitu analisis bread firmness, volume spesifik adonan, analisis warna crust dan crumb dengan chromameter, dan uji organoleptik. Hasil formulasi terpilih untuk pembuatan produk roti manis meliputi bahan-bahan sebagai berikut tepung terigu (100 g), air es (40-50g), yeast (1-2g), garam (1-2g), gula pasir (20-25g), susu bubuk (2-4g), telur (10-15g), lemak (10- 15g), dan bread improver (1-1.5g). Produk yang dihasilkan dari formulasi tersebut memiliki rasa aroma susu yang khas dan teksturnya lembut. Hasil analisis diperoleh potensi pengembangan adonan roti manis yaitu pada menit ke-50 sampai menit ke-160. Volume spesifik adonan roti manis yaitu sebesar 29.60 ± 0.5657 cm3 / 30 gram adonan. Berdasarkan uji ekstensograf, maksimum resistensi peregangan adonan roti manis pada menit ke-45 sebesar 657.5 BU menjadi 410 BU pada menit ke-135, sedangkan ekstensibilitas adonan pada menit ke-45 sebesar 16.6 cm menjadi 14.2 cm pada menit ke-135. Untuk analisis produk roti manis, nilai bread firmness sebesar 0.496 gf, volume spesifik roti sebesar 160.50 ± 0.7071 cm3 / 30 gram adonan, warna crust dengan nilai L sebesar 45.19, nilai a sebesar 18.27, dan nilai b sebesar 27.03. sedangkan nilai L untuk warna crumb sebesar 77.95, nilai a sebesar -1.54, dan nilai b sebesar 27.69.Hasil uji organoletik (uji hedonik) pada 25 orang panelis tidak terlatih dengan skala penilaian 5 tingkat (1= sangat tidak suka. 2= tidak suka, 3= netral, 4= suka, 5= sangat suka ) diperoleh level of acceptance sebesar 3.40, dengan nilai rata-rata aroma sebesar 3.24, tekstur sebesar 3.38, rasa keseluruhan 3.44, aftertaste 3.52. Hasil formulasi untuk frozen dough terdiri dari tepung terigu (100g), air es (60-65g), yeast (4,4.5, 5 g), garam (1-2g), gula pasir (20-25g), susu bubuk (2- 4g), lemak (10-15g), emulsifier A atau B (0.3g), dan antioksidan (100-200 ppm). Kombinasi antara konsentarsi yeast dan jenis emulsifier menghasilkan 6 formulasi 4 perlakuan adonan. Keseluruhan perlakuan disimpan dalam freezer suhu -20°C selama 0 hari, 7 hari, 14 hari, dan 21 hari. Proses pembuatan frozen dough sendiri dimulai dari penimbangan bahan, kemudian pencampuran bahan menjadi adonan, resting, pembekuan adonan dalam air blast freezer, penyimpanan beku dalam freezer. Apabila frozen dough diubah
Keyword:
|
Judul: Keefektifan Iradiasi Gamma [60Co] untuk Perlakuan Fitosanitari Hama Kutu putih Exallomochlus hispidus (Morrison) (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.).
Abstrak: Buah manggis merupakan salah satu primadona ekspor buah-buahan Indonesia. Sayangnya, beberapa spesies kutu putih sering ditemukan pada buah manggis di antaranya adalah Exallomochlus hispidus (Morrison), Pseudococcus cryptus Hempel, Dysmicoccus lepelleyi Betrem, dan D. neobrevipes Beardsley. Kerugian ekonomi buah manggis disebabkan oleh infestasi kutu putih disertai sekresi embun madu yang dihasilkannya yang dapat menyebabkan penurunan nilai penampilan buah. Embun madu ini merupakan media tumbuh embun jelaga yang menyebabkan permukaan buah menjadi berwarna hitam. Teknik pengendalian kutu putih yang umum dilakukan adalah perlakuan fumigasi menggunakan metil bromida. Saat ini, senyawa metil bromida dikurangi penggunaannya karena mengakibatkan kerusakan lapisan ozon. Perlakuan fitosanitari menggunakan iradiasi gamma dengan sumber cobalt [60Co] menjadi pilihan pengendalian yang dianggap lebih aman terhadap lingkungan. Konvensi Internasional Perlindungan Tanaman (The International Plant Protection Convention), telah mengizinkan penggunaan iradiasi pengion sebagai perlakuan fitosanitari komoditas ekspor, hal ini telah dilakukan di beberapa negara. Informasi mengenai hama kutu putih pada buah manggis dan perlakuan fitosanitari hama kutu putih dengan iradiasi gamma belum banyak dilaporkan di Indonesia, dengan demikian penelitian dilakukan bertujuan untuk (1) mengamati keanekaragaman, kelimpahan populasi, dan dominasi kutu putih pada buah manggis di tiga kabupaten sentra produksi manggis di Jawa Barat yaitu Bogor, Sukabumi dan Purwakarta; (2) mempelajari biologi kutu putih E. hispidus pada buah manggis, sirsak, jambu biji dan kaboca; (3) menentukan dosis lethal minimum iradiasi gamma terhadap nimfa dan kutu putih dewasa dan mempelajari pengaruh dosis sublethal iradiasi gamma terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi kutu putih; (4) mempelajari implikasi iradiasi gamma terhadap kualitas buah manggis serta kisaran dosis minimum (D min) dan maksimum (D maks) iradiasi gamma terhadap keamanan kualitas manggis ekspor. Pengambilan contoh buah manggis dilakukan di tiga sentra produksi manggis Jawa Barat yaitu Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi dan Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Pengamatan biologi dilakukan pada kutu kutu putih yang dipelihara pada buah manggis, kaboca, sirsak dan jambu biji. Parameter yang diamati adalah periode perkembangan nimfa dan reproduksi dan jumlah nimfa yang diproduksi. Uji efikasi iradiasi gamma terhadap mortalitas nimfa instar 1, 2, 3 dan dewasa E. hispidus dilakukan pada dosis 75- 2000 Gy, sedangkan uji dosis subletal terhadap kelangsungan hidup E. hispidus pada dosis 50-400 Gy. Iradiasi dilakukan di Iradiator Irpasena PAIR BATAN Jakarta. Mortalitas kutu putih diamati sampai 15 hari, sedangkan kelangsungan hidupnya diamati hingga mati. v Iradiasi manggis dilakukan pada buah manggis pada index kematangan 2, 3, dan 4. Susut bobot, kekerasan, warna kulit buah dan kelopak buah manggis diamati. Padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT), dan vitamin C yang terkandung di dalam daging buah dianalisis. Pengukuran dosis radiasi (dosimetri) dilakukan terhadap manggis dalam kemasan kardus berukuran 1 kg dan 10 kg. Pengukuran radiasi dilakukan terhadap dosis minimum (D min), maksimum (D maks) dan faktor keseragaman dosis. Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman kutu putih pada buah manggis ditemukan berturut turut tertinggi di wilayah Bogor (8 spesies), Purwakarta (7 spesies) dan terendah di Sukabumi (6 spesies). Spesies kutu putih yang dominan ditemukan adalah E. hispidus dan P. cryptus di Bogor, D. lepelleyi dan E. hispidus di Purwakarta, dan D. lepelleyi, P. minor, dan P. cryptus di
Keyword: dosis, fitosanitari, hama karantina, kualitas buah, reproduksi
|
Judul: A Study of Combination Of Gamma Irradiation and Postharvest Treatment on Arumanis Mango Export Quality
Abstrak: Buah mangga arumanis merupakan salah satu buah tropis yang sangat diminati berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Produksi buah mangga arumanis di Indonesia juga tergolong tinggi dan diantaranya berkualitas sangat baik, sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor. Namun demikian, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat ekspor buah mangga arumanis, diantaranya adanya serangan lalat buah serta terdapat kerusakan buah akibat berbagai penyakit pascapanen. Selain itu, umur simpan buah mangga arumanis yang tergolong singkat menjadi penyebab buah mangga busuk sebelum tiba di negara tujuan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sudah tersedia berbagai teknologi pascapanen hasil pengembangan seperti iradiasi sinar gamma untuk membunuh bibit hama dan penyakit pascapanen, pelapisan dengan lilin lebah untuk menurunkan laju respirasi, antimikroba dari lengkuas untuk menghambat pertumbuhan mikroba penyebab penyakit pascapanen dan juga penambahan oksidan gas etilen untuk menetralisir gas etilen yang dihasilkan oleh buah yang disimpan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh perlakuan iradiasi sinar gamma untuk membunuh telur lalat buah dan kombinasinya dengan perlakukan pasacapanen lainnya meliputi pelapisan buah dengan lilin lebah, penambahan oksidan etilen dan pelapisan dengan zat antimikroba dari lengkuas dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan dan mematikan telur lalat buah pada buah mangga arumanis kualitas ekspor. Penelitian ini diawali dengan pembiakan telur lalat buah yang dilakukan di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman, Karawang selama satu bulan sebelum diinvestasi pada buah mangga arumanis. Setelah itu, disiapkan buah mangga arumanis dengan tingkat kematangan 80% yang didapatkan dari eksportir buah mangga CV SAE Cirebon. Setelah buah dibersihkan dan dikeringkan, dilanjutkan dengan proses investasi telur lalat buah kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan penelitian sesuai rancangan. Pemberian iradiasi sinar gamma dilakukan dengan dosis 0,50 kGy dan 0,8 kGy, sedangkan kombinasinya adalah pemberian oksidan etilen dan antimikroba lengkuas, juga kombinasi dengan pemberian lapisan lilin lebah 6%. Semua sampel yang telah diberi perlakuan kemudian disimpan pada ruang pendingin dengan suhu 14℃ dan dilakukan pengamatan pada hari ke-0, 2, 5, 10, 20 dan 30. Pengamatan yang dilakukan meliputi uji mortalitas telur lalat buah, kekerasan buah, kadar air buah, susut bobot, warna, total padatan terlarut dan kadar vitamin C pada setiap sampel. Iradiasi sinar gamma dengan dosis 0,50 kGy dan 0,80 kGy dapat mematikan telur lalat buah yang telah diinvestasi pada buah mangga arumanis. Hal ini ditandai dengan tidak adanya fase pertumbuhan telur lalat buah selama penyimpanan pada pengamatan hari ke-2, 5, 10, 20 dan 30, sedangkan pada kontrol ditemukan fase pertumbuhan telur lalat buah menjadi larva pada hari ke- 10 dan pupa pada hari ke-30. Selain itu, sampel kontrol mulai mengalami kerusakan pada hari ke-10. Pemberian dosis iradiasi sinar gamma dan kombinasinya dengan perlakuan pascapanen menghasilkan perubahan warna kulit dari hijau menjadi sedikit kekuningan pada hari ke-30. Secara umum, kulit buah mangga arumanis selama penyimpanan 30 hari tidak terlihat kusam. Namun, buah dengan dosis 0,80 kGy pada penelitian ini memiliki bintik hitam pada permukaan kulit buahnya yang diduga akibat pemberian dosis iradiasi sinar gamma yang lebih tinggi. Berdasarkan pengamatan warna daging buah, pemberian iradiasi sinar gamma dengan dosis 0,50 kGy cenderung lebih baik dalam mempertahankan perubahan warna daging buah mangga arumanis dari kuning muda menuju kuning tua. Dengan kata lain, pemberian iradiasi sinar gamma
Keyword: Antimikroba, Etilen Oksidan, Iradiasi, Lilin lebah, Umur simpan, Antimicrobial, Beeswax, Ethylene oxidant, Irradiation, Shelf-life
|
Judul: Penyelesaian Masalah Rotasi Aliran Fluida Kental Von Karman Menggunakan Metode Homotopi
Abstrak: Von Karman equation is an equation that describes fluid viscous flow induced by infinite disk rotation. By assuming steady flow and laminar, viscous incompressible fluid flow is represented in Von Karman equation by an angular velocity and the vertical direction velocity as the independent variables. Von Karman equation is a nonlinear problem that is solved using the homotopy method. The use of homotopy method is done by defining an homotopy function that requires auxiliary parameters to control the convergent region of the solution. The solution is a recursive formula with given initial conditions. Using software based-functional shows that velocity components converge to a value.
Keyword:
|
Judul: Preferensi Petani Sayuran dan Jagung dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman di Wilayah Bogor dan Cianjur dan Analisis Ekonominya
Abstrak: Tanaman sayuran dan jagung merupakan jenis komoditas tanaman yang sangat penting. Kedua jenis tanaman ini merupakan komoditas yang diperlukan bagi kehidupan manusia sebagai sumber makanan. Kendala pokok dalam usahatani sayuran dan jagung adalah kesulitan memproduksi secara konstan dan berkesinambungan. Fluktuasi produksi disebabkan oleh pengaruh iklim dan organisme pengganggu tanaman (OPT). Serangan OPT (hama dan penyakit)merupakan masalah utama yang sering dialami petani di lahannya. Untuk mengatasi masalah hama dan penyakit tersebut, petani sayuran dan jagung melakukan berbagai cara pengendalian terutama dengan menggunakan bahanbahan kimia sintetik (pestisida). Penggunaan teknik pengendlian yang ramah lingkungan, seperti pemanfaatan musuh alami dan pestisida botanis, masih jarang digunakan oleh petani. Penelitian ini bertujuan mengetahui praktek-praktek teknik pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan oleh petani sayuran dan jagung dan menghitung nilai ekonomi dari praktek-praktek yang dilakukan oleh petani tersebut. Penelitian dilaksanakan di wilayah kabupaten dan kotamadya Bogor dan Cianjur yang meliputi Desa Cangkurawok, Desa Kampung Jawa, Desa Ranca Bungur, Desa Gunung Bunder I, Desa Selakopi. Lima wilayah di atas merupakan tempat pengambilan responden untuk komoditas jagung. Untuk komoditas sayuran yang terdiri dari caisin, brokoli, kol, wortel, oyong, pare, bawang daun dan terung, survei dilakukan di Desa Pasir Mulya Megamendung, Cibogo dan Desa Ciloto. Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai Desember 2008 dengan jumlah responden 60 orang untuk petani jagung dan 50 orang untuk petani sayuran. Data tentang karakteristik petani, cara pengendalian OPT, jenis-jenis hama dan penyakit serta hubungan antara karakteristik petani dengan teknik pengendalian dianalisis dengan menghitung persentase dan nilai rataan yang kemudian disajikan dalam diagram kue dan batang dengan menggunakan Perangkat Microsoft Excel. Selain itu, untuk data ekonomi yang terdiri atas biaya produksi, penerimaan dan keuntungan dianalisis dengan menggunakan rasio manfaat biaya atau benefit cost ratio (B/C). Sebagian besar petani sayuran dan petani jagung memilih untuk memakai cara konvensional atau menggunakan bahan kimia (pestisida) dalam melakukan tindakan pengendalian OPT di lahannya. Petani yang berusia tua, berusahatani kurang dari 10 tahun, bukan pemilik lahan, luas lahannya besar, dan memiliki pendidikan menengah ke bawah cenderung memilih cara pengendalian dengan hanya menggunakan pestisida. Petani yang berusia lebih tua, berusahatani lebih dari 10 tahun, pemilik lahan, luas lahannya lebih sempit, dan memiliki pendidikan menengah ke atas cenderung memilih mencampur dengan pengendalian yang lebih ramah lingkungan. Secara ekonomi petani yang menggunakan teknik pengendalian kombinasi atau campuran memiliki keuntungan yang lebih baik daripda petani yang menggunakan teknik konvensional (pestisida sintetis).
Keyword:
|
Judul: Pengelolaan organisme pengganggu tanaman pada budidaya tomat di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi serta nilai ekonominya
Abstrak: Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dalam budidaya tanaman tomat ini dapat menyebabkan penurunan kualitas maupun kuantitas produksi, sehingga diperlukan tindakan pengendalian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek pengelolaan OPT pada budidaya tanaman tomat yang dilakukan petani di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi serta menghitung nilai ekonominya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei, yaitu wawancara secara langsung dengan petani tomat dan melalui pengamatan langsung di lapangan. Wawancara dilakukan secara perorangan dengan mengajukan pertanyaan yang tersusun dalam satu paket kuisioner. Jumlah responden sebanyak 60 petani, dipilih dari yang paling mudah dijumpai (convenience sampling). Pengamatan OPT di lapangan meliputi pengambilan foto hama dan gejala penyakit serta pengambilan hama dan sampel tanaman yang sakit. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menghitung persentase dan nilai rataan hasil analisis disajikan dalam bentuk grafik yang meliputi grafik lingkaran dan batang menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Disamping itu, khusus data ekonomi dianalisis dengan rasio biaya-manfaat (benefit–cost ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek pengelolaan OPT pada budidaya tanaman tomat yang dilakukan petani di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi masih mengandalkan sepenuhnya pada penggunaan pestisida kimia sintetis dengan frekuensi 5 hari sekali. Alasan utama yang menjadi penyebabnya, yaitu untuk menjamin keberhasilan panen, lebih ampuh dan cepat membunuh serangan OPT, sudah terbiasa sejak dahulu, dan tidak mengetahui cara lain untuk mengendalikan OPT. Alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan seperti penggunaan musuh alami dan pestisida botani masih sangat jarang dipraktekkan oleh petani tomat di wilayah penelitian. Kurangnya minat petani terhadap pengendalian ramah lingkungan disebabkan petani takut mengalami gagal panen dan hasilnya tidak langsung terlihat. Biaya pengendalian yang dikeluarkan petani menyumbang 65% total biaya produksinya dan keuntungan yang diperoleh petani dari hasil penjualan produksinya mencapai 130% dari total biaya produksi.
Keyword:
|
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid
Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid.
Keyword:
|
Judul: Interaksi nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) dan bakteri bintil akar (Rhizobium japonicum) pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.)
Abstrak: Tujuan percobaan adalah untuk mengamati pengaruh interaksi nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) dan bakteri bintil akar (R. japonicum) pada tanaman kedelai. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial yang terdiri atas dua faktor, yaitu faktor inokulasi Rhizobium yang terdiri dari dua taraf; taraf inokulasi Rhizobium dan taraf tanpa inokulasi Rhizobium serta faktor inokulasi nematoda yang terdiri dari tiga taraf yaitu 0 hari Betelah tanam (HST), 7 HST, dan 14 HST. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan masing masing perlakuan empat ulangan. Perlakuan inokulasi nematoda puru akar pada pengamatan 42 HST tidak berbeda nyata terhadap pembentukan bintil akar oleh bakteri Rhizobium, tetapi pembentukan bintil akar akan lebih baik pada pengamatan 60 HST. Keberadaan nematoda puru akar pada tanaman yang diinokulasi R. japonicum tidak menghambat kerja dari bakteri bintil akar bahkan mungkin menstimulasi kerja bakteri bintil akar. Infeksi nematoda pada perakaran tanaman tidak memperlihatkan beda nyata terhadap biomassa tanaman. hal ini dimungkinkan karena populasi awal nematoda yang diinokulasikan tidak mencapai tingkat pengurangan hasil yamg berarti. Perkembangan nematoda puru akar pada tanaman yang diinokulasi R. japonicum pada taraf waktu 0. 7, dan 14 HST tidak berbeda nyata, karena kedelai yang berumur sampai 14 hari merupakan kisaran stadia tanaman yang masih efektif bagi infeksi nematoda.
Keyword:
|
Judul: Pengaruh Nitrogen dan Bradyrhizobium japonicum terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glicine max L. ) Merr. Umur Dalam.
Abstrak: Pada kondisi lingkungan yang menguntungkan, tanaman kedelai mampu menambat N2 udara dengan bantuan bakteri prokaryot yang terdapat di dalam binti! akar. Bradyrhizobium japonicum, merupakan bakteri tanah yang efektif dan efisien membentuk bintil dan menambat N2 secara simbiose dengan tanaman kedelai. Usaha untuk memperoleh pertumbuhan yang baik diperlukan pemupukan nitrog,m sebagai starter sebelum bintil mencapai perkembangan yang sanggup memenuhi kebutuhan N-nya, dan sebagai pupuk susulan untuk memenuhi kebutuhan N yang tinggi pada saat mencapai stadium pengisian polong. Dalam penelitian ini dilaku-kan pengukuran N-total dan N-pupuk (N berasal dari pupuk) dengan metode 15N. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inokulasi B. japonicum dan pemupukan N terhadap pertumbuhan tanaman kedelai dan mendapatkan dosis maksimum terhadap pertumbuhan. Percobaan pot dilakukan di kebun percobaan Agronomi Baranangsiang, kebun percobaan Darmaga IPB-Bogor, analisis contoh dilaksanakan di PAIRBA TAN Pasar Jum'at Jakarta. Percobaan berlangsung pada mulai bulan Mei 1996 sampai Januari 1997. Tanah disterilkan dengan radiasi sinar y dosis 50 kGy. Percobaan menggunakan rancangan Pelak Pelak Terpisah (4 x 2 x 2), disusun secara acak kelompok dengan 3 ulangan. Sebagai petak utama adalah l;1oku/asi 8 japonicum (I) yang terdiri dari 2 taraf, yaitu tanpa dan dengan inokulasi. Sebagai anak petak adalah Frekuensi pemupukan N (A) yang terdiri dari 2 taraf, yaitu sekali dan dua kali pemperian. Sebagai anak-anak petak adalah Dosis pupuk N (N) yang terdiridari 4 taraf, yaitu 0, 45, 90, dan 135 N kg/ha. Separuh dari jumlah pot percobaan dipanen pada stadium R2 dan sisanya dipanen pada stadium R3 dengan mengamati tinggi tanaman, bobot tanaman, kadar N jaringan dan kandungan hara makro (NO3, P dan K) dan mikro (Fe, Zn dan Mn).
Keyword: Glycine Max. L
|
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid
Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid.
Keyword:
|
Judul: Seleksi Isolat Jamur Tiram Putih (Pleurotus spp.) yang Mampu Tumbuh dan Berproduksi pada Suhu Tinggi
Abstrak: Jamur tiram putih adalah jamur pangan yang mempunyai banyak khasiatnya. Jamur ini tumbuh pada suhu 25-30oC untuk fase vegetatif dan fase generatif 14- 18oC. Suhu udara di Indonesia bagian timur relatif tinggi. Oleh karena itu, dilakukan seleksi terhadap isolat-isolat jamur tiram putih pada suhu tinggi 35oC. Bahan yang digunakan terdiri dari sembilan isolat jamur tiram putih yaitu isolat AMD, BBR, BNK, CSR, MTR, PGN, TBM, USX dan HS liar. Semua isolat jamur tiram putih tumbuh pada media ASK suhu 35oC dengan diameter koloni 6.83-9 cm kecuali MTR. Semua isolat pada media bibit jagung yang diinkubasi pada suhu 35oC tidak tumbuh. Selanjutnya kedelapan isolat asal kultur 35oC dibuat bibit pada media jagung di suhu ruang dan hasilnya empat isolat yang tumbuh yaitu CSR, TBM, USX dan HS liar. Keempat isolat selanjutnya ditumbuhkan di media produksi 500 g, terdiri dari serbuk gergajian kayu sengon, 15% dedak padi, 1.5% gipsum dan 1.5% CaCO3 dan diinkubasi pada suhu 35oC selama fase vegetatif dan suhu ruang selama fase reproduksi. Keempat isolat tersebut tumbuh pada suhu 35oC pada fase vegetatif dan berproduksi pada suhu 25-28oC dengan efisiensi biologi berkisar 64.1- 98.56%. Hasil ini lebih rendah dari penelitian sebelumnya pada isolat asal yang tanpa perlakuan suhu 35oC.
Keyword: jamur tiram putih, produksi, suhu tinggi, tumbuh
|
Judul: Pemuliaan jamur tiram putih (Pleurotus spp.) antara isolat BNK dan BBR
Abstrak: Jamur tiram (Pleurotus spp.) merupakan jamur pangan yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Namun, penelitian mengenai genetika dan pemuliaan jamur tiram masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih melalui hibridisasi antara isolat BNK dan BBR. Metode awal yang dilakukan pada penelitian ini dengan melakukan isolasi spora tunggal dari tubuh buah masing-masing isolat BNK dan BBR pada media water agar sehingga diperoleh miselium monokarion. Miselium monokarion yang diperoleh dari isolat BBR dan BNK kemudian diuji kompatibilitasnya pada media Agar Sukrosa Kentang. Isolat-isolat dikarion yang diperoleh kemudian masing-masing ditumbuhkan pada tiga substrat produksi (500gram) yang berbeda bahan utamanya, yaitu serbuk gergajian kayu sengon (Albazia falcataria), janjang kosong kelapa sawit, dan substrat campuran 1:1 antara kedua substrat. Sebanyak tujuh isolat dikarion yang ditumbuhkan pada ketiga substrat produksi, isolat dikarion dengan kode F yang ditumbuhkan pada substrat produksi janjang kosong kelapa sawit, sebagai substrat alternatif, memiliki nilai parameter pertumbuhan dan perkembangan lebih tinggi dibandingkan isolat lainnya walaupun tidak berbeda nyata secara statistik. Isolat dikarion tersebut memiliki masa pertumbuhan dan perkembangan 142,17 hari, bobot basah tubuh buah 189,83 gram, efisiensi biologis 151,83 %, total jumlah tudung jamur per kantong substrat sebesar 32,43 buah, rataan diameter tudung jamur 4,14 cm, dan persentase jumlah tudung jamur berdiameter lebih besar atau sama dengan 5 cm 43,41%.
Keyword:
|
Judul: Metrik Einstein (Anti-) Self-Dual Berdimensi Empat dengan Metode Cartan
Abstrak: Gravitational field equation can be formulated in differential forms (differential geometry), which describes gravity as a manifestation of the curvature of space-time. Curvature of space-time is characterized by a metric that satisfies the gravitational field equation. With differential forms it can be formulated the (anti-) self-dual Einstein equation, which is a modification of the Cartan structure in (anti-) self-dual basis. Calculation of (anti-) self-dual metric with (anti-) self-dual Einstein equation is simpler than the calculation using Christoffel symbols.
Keyword:
|
Judul: Analisis pengaruh instrumen moneter syariah dan konvensional terhadap pertumbuhan sektor riil di Indonesia
Abstrak: Pertumbuhan yang pesat dari industri perbankan syariah di Indonesia dalam dua dekade terakhir telah membuktikan peranannya sebagai institusi keuangan yang memanfaatkan, mengalokasikan, dan memobilisasikan sumber daya. Sama halnya dengan bank konvensional, bank syariah pun bergantung pada simpanan nasabah sebagai sumber dana utama keuangan bank (Haron dan Wan Azmi, 2005). Selanjutnya, dana dari nasabah ini pun disalurkan kepada para peminjam, sebagai salah satu proses fungsi intermediasi perbankan. Dalam kaitannya dengan pengaruh sektor moneter terhadap sektor riil, Balamoune-Lutz (2003) berpendapat bahwa perkembangan sistem keuangan di negara berkembang lebih menekankan kepada perkembangan uang dan intermediasi keuangan, bukan pada perkembangan pasar modal yang justru saat ini mendominasi sistem ekonomi di negara maju. Oleh karena itu, dalam konteks perekonomian negara berkembang, mayoritas penelitian berfokus pada aktivitas intermediasi keuangan, seperti lembaga keuangan dan bank komersial. Tentunya dengan diterapkannya instrumen moneter syariah dan konvensional secara bersamaan akan memiliki beberapa implikasi terhadap performa dari sektor riil maupun sektor moneter dalam perekonomian. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis secara kuantitatif pengaruh instrumen moneter syariah terhadap pertumbuhan sektor riil di Indonesia kemudian dibandingkan dengan instrumen moneter konvensional melalui mekanisme transmisi moneter yang dikemukakan oleh Mishkin (2004). Dalam menganalisis data runtut waktu periode Januari 2004 hingga Desember 2009, digunakan metode Granger Causality, VAR, dan VECM. Berdasarkan uji kausalitas Granger, variabel nilai nominal pembiayaan syariah dan kredit memengaruhi pertumbuhan pada output riil. Meskipun demikian, perbedaan yang signifikan terjadi pada karakteristik tingkat pengembalian syariah dengan suku bunga. Jika suku bunga secara langsung menyebabkan IPI, maka tingkat pengembalian syariah justru disebabkan oleh IPI, bukan sebaliknya. Hal ini mencerminkan bahwa tingkat pengembalian syariah ditentukan berdasarkan kinerja dari IPI, sehingga nilainya ini mencerminkan pergerakan sektor riil. Sedangkan variabel suku bunga merupakan instrumen yang ditetapkan secara sepihak oleh bank, tanpa melihat kinerja pergerakan sektor riil terlebih dahulu. Berdasarkan model VECM, variabel nilai nominal pembiayaan syariah dan DPK konvensional memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan sektor riil. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian dan teori ekonomi. Sedangkan variabel nilai nominal kredit konvensional dan nominal DPK syariah ternyata memiliki memiliki hubungan negatif dengan pertumbuhan sektor riil di Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian. Adanya hubungan negatif antara DPK syariah menjelaskan adanya fenomena displace commercial risk yang memperkuat penelitian yang dilakukan Hasanah (2010), Beik et al (2010), Kasri dan Kassim (2009), serta Haron dan Wan Azmi (2005). Bagi hasil (rate of return syariah) memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan sektor riil, sedangkan suku bunga memiliki hubungan yang negatif terhadap pertumbuhan sektor riil. Hal ini memang telah sesuai dengan hipotesis dan teori ekonomi yang ada. Berdasarkan analisis IRF, variabel instrumen moneter konvensional memberikan guncangan yang jauh lebih besar terhadap pertumbuhan sektor riil dibandingkan dengan instrumen moneter syariah. Hal ini disebabkan karena proporsi instrumen konvensional yang masih mendominasi sekitar 97 persen dari share perbankan nasional. Hasil analisis FEVD pun menunjukkan adanya dominasi instrumen moneter konvensional terhadap variabilitas pertumbuhan sektor riil di Indonesia. Selain itu, instrumen moneter syariah memiliki karakteristik yang lebih stabil dibandingkan dengan variabel moneter konvensional karena lebih cepat menemukan titik kestabilan dibandingkan dengan instrumen moneter konvensional. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran maupun rekomendasi yang dapat
Keyword: Instrumen Moneter Syariah, Instrumen Moneter Konvensional, Sektor Riil, VAR VECM, Bogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor, IPB
|
Judul: Analisis Pengaruh Instrumen Moneter Syariah Dan Konvensional Terhadap Penyaluran Dana Ke Sektor Pertanian Di Indonesia
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh instrumen moneter syariah dan konvensional terhadap penyaluran dana ke sektor pertanian dari tahun 2009 sampai 2014 dengan menggunakan metode VAR/VECM yang dinalisis melalui Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Hasil penelitian pada model konvensional menunjukkan bahwa suku bunga SBI dan suku bunga kredit berpengaruh negatif signifikan dalam jangka panjang serta suku bunga PUAB memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kredit pertanian. Disamping itu, hasil penelitian pada model syariah menunjukkan bahwa bonus SBIS dan ERP berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan pertanian serta bagi hasil PUAS berpengaruh signifikan negatif terhadap pembiayaan pertanian. Berdasarkan hasil FEVD, SBI memiliki pengaruh yang besar terhadap kredit pertanian dibandingkan dengan PUAB dan SBK pada model konvensional sedangkan pada model syariah SBIS memiliki pengaruh yang lebih kecil dibandingkan dengan ERP dan PUAS.
Keyword: Impulse renponse Function, Kredit/Pembiayaan Pertanian, Instrumen Moneter syariah dan konvensional, Variance Decomposition
|
Judul: Electrophoretic Coating of Apatite Compouds on Stainless Steel 316L.
Abstrak: Stainless steel (SS) 316L is a metal which is used to bone plate. However, this metal still has low biocompatibility in a human body. The metal is coated by HAp in order to increase its biocompatibility. HAp on SS 316L is coated by electrophoretic deposition (EPD) method. We used two variables in EPD process, such as voltage and coating time to obtain the best coating. The XRD difractogram showed that SS 316L has been coated by HAp. Physical observation used by microscope optics showed that the best coating is achieved on 120V during 2 minutes.
Keyword:
|
Judul: Pengujian ketahanan varietas padi kelara terhadap virus tungro
Abstrak: Hasil pengujian menunjukkan, bahwa varietas Kelara adalah rentan terhadap virus tungro dan varietas TN 1 lebih rentan lagi, karena varietas Kelara terinfeksi sebanyak 86,7% dan varietas TN 1 terinfeksi sebanyak 100,0%. Varietas Kelara dan TN 1 yang terinfeksi lebih cepat membentuk anakan dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi. Jumlah anakan rata-rata yang terbentuk pada varietas Kelara yang terinfeksi lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi pada tingkat nyata 5%, tetapi tidak berbeda pada tingkat nyata 1%, sedangkan jumlah anakan rata-rata yang terbentuk pada varietas TN 1 yang terinfeksi lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi pada tingkat nyata 1%. Infeksi virus tungro juga menyebabkan penghambatan pada pertambahan tinggi tanaman. Besar hambatan ini meningkat dari waktu ke waktu dan varietas TN 1 mengalami hambatan lebih besar dibandingkan dengan varietas Kelara. Sampai akhir pengamatan tinggi rata-rata varietas Kelara dan TN 1 yang terinfeksi berbeda dengan yang tidak terinfeksi pada tingkat nyata 1%.
Keyword:
|
Judul: Uji ketahanan padi varietas semeru dan batangpane terhadap virus tungro
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui ketahanan padi varistas Semeru dan Batangpane terhadap serangan virus tungro melalui vektor wereng hijau (Nephotettix virescens Distant.). Pengujian dilakukan di rumah kaca bagian Fisiologi Tumbuhan dan rumah kaca bagian Virologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan enam perlakuan dan 10 ulangan. Tanaman uji dari masing-masing varietas diinokulasi dengan tiga imago wereng hijau betina yang sebelumnya telah diberi makan akuisisi pada tanaman padi varietas TN-1 yang terinfeksi tungro selama 24 jam. Periode makan inokulasi pada masing-masing tanaman uji selama 24 jam. Tanaman kontrol dari masing-masing varietas diinokulasi dengan tiga imago wereng hijau yang bebas virus tungro. Tanaman uji dari varietas TN-1, Semeru dan Batangpane menunjukkan perubahan warna daun yang berkisar dari kuning sampai jingga. Pada daun yang tua, terdapat bercak-bercak merah kecoklatan dengan bentuk dan ukuran yang bermacam- macam.
Keyword:
|
Judul: Sintesis dan Pencirian Membran Komposit Polistirena Tersulfonasi-Zeolit untuk Aplikasi Direct Methanol Fuel Cell
Abstrak: This study focused on synthesis and characterization of sulfonated polystyrene (SPS)-zeolit composite membrane as a proton exchange membrane for direct methanol fuel cell (DMFC). Sulfonation of polistyrene was done by using SO3 gas from oleum at 60 oC. The composite membrane was then synthesized with zeolite composition variation of 3%, 5%, and 7%. The success of the sulfonation process was indicated by the highest degree of sulfonation of PSS membrane with 15% concentration of polystyrene, that was 99.93%. The PSS Fourier transform infrared spectra of the composite membranes showed sulfonate group (-SO3) at 910.44 cm-1 and O-Si-O at 1091 cm-1. Topography study by using atomatic force microscope showed that the sulfonate groups of PSS were covered by the zeolite. The highest water uptake, proton conductivity, and potential difference were showed by the composite membrane with 5% of zeolite, that were 10.17%, 2.0339 10-6 S/cm, dan 15 mV respectively, showing that the PSS membrane can be applied in DMFC system.
Keyword: zeolite, sulfonation, polystyrene, DMFC, composite
|
Judul: Pengaruh Varietas dan Kombinasi pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Kedelai pada Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang Surut
Abstrak: The problems on tidal swamps are a condition of stress by Al-ex, Fe-ex and soil acidity. This condition decreased of soil nutrient availability. The utilization tolerant varieties and fertilizer combination under saturated soil culture technology has been proved to increase soybean productivity on tidal swamps. Saturated soil culture technology is a cultivation that gives continuous irrigation and maintains water depth constantly, as a result soil layer in saturated condition. This study aims to determine the tolerant of soybean variety and the best fertilizer combination under saturated soil culture on tidal swamps. The experiment was arranged in a split-plot design with three replications. The main plots was 4 kind of soybean variety and subplots was 10 kind of fertilizer combination. The result showed that the interaction between varieties and fertilizer combination significantly affected growth and productivity under saturated soil culture on tidal swamps. The highest productivity was obtained from Tanggamus with fertilizer combination of 200 kg/ha SP-36 + 100 kg/ha KCl + 1 ton/ha dolomite + 2 ton/ha manure, whose productivity up to 4.76 ton/ha
Keyword:
|
Judul: Pengaruh Pemupukan Fosfor terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai Hitam (Glycine Soja) pad a Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang Surut
Abstrak: Saturated soil culture is a cultivation that gives continuous irrigation and maintains water depth constantly and makes soil layer in saturated condition. Technology of saturated soil culture has been shown to increase soybean production on tidal swamps. The objective of this experiment to study the effect of phosphorus fertilization on the growth and production variety of soybean under saturated soil culture on tidal swamps. The experiment was conducted at Banyu Urip, Tanjung Lago, Banyuasin, South Sumatera, Indonesia from May to September 2013. The experiment used a split plot design with three replications. The main plot of the experiment is black soybean variety consisted of : Ceneng, Cikuray, Lokal Malang and Tanggamus as control . Sub plot is the dosage of phosphorus fertilization consisted of : 0, 36, 72 and 108 kg P2O5 ha-1. The results showed that the variety and phosphorus fertilization affected soybean productivity. The highest productivity was obtained on Cikuray variety with phosphorus fertilization 108 kg P2O5 ha-1 as much as 4.03 ton ha-1.
Keyword: Tidal Swamp, Saturated Soil Culture, Phosphorus Fertilization, Black Soybean Variety
|
Judul: Cycle Hamilton pada Graf Lengkap, Graf Regular, dan Graf 2-Connected 4-Regular Berorder Kurang dari Sepuluh.
Abstrak: Suatu graf disebut graf Hamilton apabila graf tersebut memuat cycle Hamilton, yaitu cycle yang melewati setiap vertex tepat satu kali. Menentukan keberadaan cycle Hamilton pada suatu graf dapat menggunakan syarat cukup yang berupa teorema-teorema yang telah diperkenalkan sejak tahun 1950-an. Beberapa syarat cukup yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah syarat cukup yang berhubungan dengan graf lengkap dan graf regular. ,,,
Keyword: graf Hamilton, graf regular, graf lengkap, graf 2-connected 4-regular.
|
Judul: Keterkaitan Lingkungan Kerja, Dukungan Suami, Dan Body Image Dengan Durasi Pemberian Asi Eksklusif Pada Karyawan Wanita Di Balai Kota Bekasi
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang ASI, lingkungan kerja, dukungan suami, dan body image dengan durasi pemberian ASI eksklusif pada karyawan wanita di Balai Kota Bekasi. Desain penelitian adalah cross sectional study dan pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas tersedianya fasilitas Pojok ASI di tempat kerja. Sejumlah 30 karyawan diikutsertakan dalam penelitian ini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015. Rata-rata durasi pemberian ASI eksklusif contoh 16 minggu. Tingkat pengetahuan contoh tergolong 10% rendah, 50% sedang, dan 40% tinggi. Sebanyak 60% lingkungan kerja contoh tergolong baik. Sebagian besar dukungan suami contoh tergolong sedang (43%) dan tinggi (43%). Contoh yang memiliki body image positif sebanyak 60%. Durasi pemberian ASI eksklusif akan lebih lama pada contoh yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI yang lebih tinggi (p<0.05; r=0.429), lingkungan kerja yang baik (p<0.01; r=0.463), dukungan suami yang tinggi (p<0.01; r=0.558), dan body image yang positif (p<0.05; r=-0.449).
Keyword: ASI eksklusif, dukungan suami, lingkungan kerja
|
Judul: Hubungan Dukungan Suami dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskemas Tanjung Kabupaten Lombok Utara
Abstrak: Menyusui secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah. Namun, seringkali ibu kurang mendapatkan informasi bahkan seringkali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya. Selain pengaruh pengetahuan gizi ibu, suami diyakini memegang peranan penting dalam keberhasilan menyusui yang akan dilakukan oleh seorang ibu, sehingga penting bagi suami memiliki pengetahuan mengenai dukungan emosional, fisik, informasi dan penilaian untuk mendukung istri dalam proses menyusui bayinya terutama dalam pemberian ASI secara eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari hubungan dukungan suami dengan keberhasilan ASI eksklusif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dengan jumlah responden sebanyak 80 orang ibu balita yang mempunyai anak usia 6 – 24 tahun, lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Kabupaten Lombok Utara dengan kriteria inklusi dan eksklusi dalam penentuan responden. Variabel yang diteliti adalah karakteristik keluarga, pendapatan keluarga, pengeluaran pangan dan non pangan, food habit, status pengetahuan gizi ibu balita dan dukungan suami. Hasil penelitian yang diperoleh dari 80 responden diketahui bahwa 36.25% ibu balita yang mendapat dukungan suami dengan baik berhasil memberikan ASI secara eksklusif dengan nilai p-value 0.786. Penelitian ini menjelaskan bahwa tidak ada hubungan dukungan suami dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Keyword: dukungan suami, keberhasilan ASI eksklusif
|
Judul: The Solution of Nonlinear Volterra Integral Equation using Linearization Method.
Abstrak: Many natural phenomena can be explained by mathematical models. One of those models is in the form of Volterra integral equation, which is usually nonlinear. Analitically, a nonlinear form is difficult to solve. Therefore, this research is aimed to discuss solution of Volterra integral equation using linearization method. Linearization is done to nonlinear integrand with Taylor series expansion. According to this linearization, a numerical solution of Volterra integral equation is obtained using MATLAB 7.0.1 software. Validity of this method is tested by comparing the approximate with the exact solution. The result of this research shows that the numerical solution agree with the exact solution quite well.
Keyword:
|
Judul: Perilaku komunikasi dan jaringan komunikasi peternak domba tentang sapta usaha peternakan (kasus pada peternak domba di desa Cigudeg, kecamatan Cigudeg, kabupaten Bogor)
Abstrak: The aim of research were to : (1) describe individual characteristic of sheep farmers in Cigudeg Village, (2) describe sheep farmers communication behaviour regard to seven efforts of animal husbandry (SUP) in Cigudeg Village, (3) describe communication roles regard to SUP which occured in their communication network, and (4)analyze correlation between their individual characteristics and communication role, their communication behaviour and communication role regard to SUP which occured in their communication network.
Keyword:
|
Judul: Perilaku komunikasi peternak domba tentang Sapta Usaha Peternakan : Kasus di Desa Tamaansaaari, Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat
Abstrak: Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang cukup potensial untuk pengembangan usaha ternak domba, khususnya di daerah pedesaan. Usaha pengembangan ternak domba sebagai proses komunikasi yang terjadi pada masyarakat pedesaan melalui penyuluhan dan pembinaan oleh instansi terkait. Proses komunikasi penyuluhan terutama diarahkan kepada pengembangan pola tindakan peternak dalam menerapkan Sapta Usaha Peternakan (SUP). Upaya pengembangan peternak ini tidak hanya ditentukan oleh pemerintah dan penyuluh sebagai sumber dan saluran informasi tetapi juga peternak sebagai pengguna, terutama perilaku komunikasi peternak. Perilaku komunikasi peternak penting karena menunjukkan aktivitas perolehan informasi peternak dari berbagai sumber yang tersedia, baik melalui saluran interpersonal maupun media massa. Secara lebih spesifik, perilaku komunikasi peternak menunjukkan aktivitas mencari dan menerima, menyebarkan informasi dan keterdedahan peternak terhadap media massa. Perilaku komunikasi ini bersifat spesifik secara individual akan bervariasi antar peternak karena terkait dengan berbagai faktor spesifik dalam individu peternak dan masyarakat serta lingkungannya. Olehkarena itu, penelitian tentang perilaku komunikasi perlu disertai penelusuran terhadap keterkaitan berbagai faktor tersebut. Sehubungan dengan hal itu, penelitian bertujuan untuk mendiskripsikan: (a) karakteristik sosial ekonomi peternak, (b) perilaku komunikasi peternak, dan (c) hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan perilaku komunikasi peternak terhadap informasi SUP. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 1999 di Desa Tamansari, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Populasi penelitian adalah para peternak domba yang ada di Desa Tamansari sebanyak 253 peternak. Sampelnya diambil secara "purpossive" sebanyak 25 orang peternak dari kampung/desa yang terpadat populasi beternaknya. Penelitian ini mengumpulkan data primer menggunakan kuisioner dan data sekunder yang diperoleh dari kantor desa, kecamatan, kelompok peternak dan Dinas Peternakan Kabupaten Bogor. ....
Keyword: Animal Husbandry
|
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid
Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid.
Keyword:
|
Judul: Analisis Pengelolaan Kewirausahaan Strategis pada UKM Kuliner Kota Bogor.
Abstrak: Pertumbuhan jumlah UKM di Kota Bogor menghadirkan persaingan bisnis yang semakin ketat dan menuntut para pelaku usaha untuk lebih strategis dan kompetitif dalam menjalan usahanya dengan memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu perlu mengadopsi model kewirausahaan strategis yang mengintegrasikan kemampuan mengenali peluang (opportunity-seeking) dengan pencarian keunggulan bersaing (advantage-seeking) untuk bisa bertahan dalam lingkungan dinamis, kompleks, dan persaingan yang semakin ketat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan pengelolaan kewirausahaan strategis pada UKM kuliner Kota Bogor, menganalisis pengaruh antar element input, proses dan output model kewirausahaan strategis. Metode analisis data menggunakan SEM-PLS. Hasil dari penelitian ini menujukkan pengelolaan kewirausahaan strategis pada UKM kuliner Kota Bogor sudah berada pada kondisi yang baik. Faktor lingkungan, organisasi dan individu berpengaruh terhadap proses orchestrasi sumberdaya, dan proses kewirausahaan strategis mempengaruhi penciptaan keunggulan bersaing, penciptaan kekayaan, serta manfaat bagi invidu, organisasi dan masyarakat.
Keyword: Advantage Seeking, Keunggulan Bersaing, Opportunity Seeking, Strategic Entreprenurship, Usaha Kecil Menegah (UKM)
|
Judul: Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kabupaten Bogor
Abstrak: Usaha Kecil Menengah (UKM) Kluster agro adalah usaha yang bergerak di bidang pertanian. Para pelaku UKM kebanyakan belum memiliki strategi jangka panjang. SDM merupakan faktor penting bagi UKM agro. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan SDM yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja UKM. UKM kluster Agro perlu melakukan strategi-strategi peningkatan kinerja dengan memperhatikan empat perspektif balanced scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis alternatif strategi peningkatan kinerja pada UKM kluster agro di Kabupaten Bogor, merumuskan strategi peningkatan kinerja pada UKM kluster agro di Kabupaten Bogor dan mengidentifikasi ukuran kinerja pada UKM kluster agro di Kabupaten Bogor. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan FGD. Metode analisis data menggunakan analisis SWOT dan AHP. Hasil penelitian merumuskan sembilan alternatif strategi peningkatan kinerja yang dipetakan dalam strategi SO, WO, ST, WT. Sembilan sasaran strategi dari empat perspektif balanced scorecard. Terdapat 21 Indikator Kinerja Utama (IKU).
Keyword: AHP, Indikator kinerja utama, peningkatan kinerja, SWOT, UKM kluster agro
|
Judul: Electrophoretic Coating of Apatite Compouds on Stainless Steel 316L.
Abstrak: Stainless steel (SS) 316L is a metal which is used to bone plate. However, this metal still has low biocompatibility in a human body. The metal is coated by HAp in order to increase its biocompatibility. HAp on SS 316L is coated by electrophoretic deposition (EPD) method. We used two variables in EPD process, such as voltage and coating time to obtain the best coating. The XRD difractogram showed that SS 316L has been coated by HAp. Physical observation used by microscope optics showed that the best coating is achieved on 120V during 2 minutes.
Keyword:
|
Judul: Kajian lama perendaman dan konsentrasi larutan basa terhadap karakteristik gelatin yang dihasilkan dari tulang domba
Abstrak: Gelatin merupakan senyawa turunan protein yang dihasilkan dari serabut kolagen jaringan penghubung menggunakan hidrolisa asam atau basa, yang terdapat dalam kulit, tulang atau ligamen hewan (jaringan ikat). Penggunaan gelatin sangat luas dalam berbagai jenis industri, seperti dalam industri makanan, farmasi, dan fotografi. Dalam industri makanan gelatin digunakan sebagai emulsifier yang mampu berikatan dengan air sekaligus dengan lemak, dan sebagai stabilizer agar emulsi tidak pecah selama penyimpanan. Selama ini Indonesia masih mengimpor gelatin. Pada tahun 1998, Indonesia mengimpor 1851328 kg dengan nilai US $ 6781735. Di luar negeri, umumnya gelatin diproduksi dari bahan baku kulit dan tulang babi serta sapi. Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, penggunaan gelatin yang diimpor menjadi masalah karena tidak terjamin kehalalannya. Penggunaan tulang domba sebagai bahan baku gelatin merupakan alternatif yang sangat baik.- Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang domba. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan waktu perendaman dan konsentrasi larutan basa yang terbaik terhadap rendemen dan karakteristik gelatin yang terbaik. Lama perendaman (faktor A) ada tiga taraf, yaitu 6, 8, dan 10 minggu. Konsentrasi larutan basa (faktor B) juga dibedakan menjadi 3 taraf, yaitu 5%, 10%, 15%. Rancangan percobaan yang dipakai adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor masing-masing 3 taraf dan dua kali ulangan. Parameter-parameter yang dianalisis meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, kadar protein, pH, viskositas, stabilitas emulsi, kapasitas emulsi, kekuatan gel, dan derajat putih. Prosedur ekstraksi gelatin dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama merupakan pembersihan tulang, kemudian didegreasing selama tiga jam untuk menghilangkan lemak dan daging yang masih menempel. Tulang kering ini selanjutnya dipotong-potong dengan ukuran 2 4 cm² untuk memperluas - permukaan. Tahap selanjutnya adalah demineralisasi, yaitu direndam dalam larutan HCI 5% selama 10 hari. Proses liming dilakukan setelah tahap demineralisasi, yaitu selama 6, 8, dan 10 minggu dengan konsentrasi basa 5%, 10%, dan 15%. Ossein yang dihasilkan dari liming kemudian diekstrak dengan menggunakan air panas pada suhu 60°C 80°C. Tahap akhir adalah pemekatan dan pengeringan dengan menggunakan spray drier. Berdasarkan hasil penelitian, lama perendaman berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar abu, kadar protein, pH, viskositas, kapasitas emulsi, dan kekuatan gel. Sedangkan konsentrasi hanya berpengaruh nyata terhadap viskositas dan kapasitas emulsi. Kondisi terbaik yang dipilih dari hasil penelitian adalah lama perendaman 6 minggu dengan konsentrasi Ca(OH)2 5% karena pada perlakuan ini, sifat-sifat fisiko-kimianya memenuhi standar dan merupakan waktu perendaman paling singkat dan konsentrasi basa paling rendah, sehingga lebih efisien. Rendemen yang dihasilkan 5,70%, dengan sifat- sifat fisiko-kimianya adalah sebagai berikut: kadar air: 6,66%; kadar abu: 1,71%; kadar protein: 83,32%; pH: 5,10; viskositas: 4,5 cP, stabilitas emulsi 97,56 %; kapasitas emulsi 93,5 ml/gram; kekuatan gel : 111720 dyne/cm² dan derajat putih: 102,8%.
Keyword:
|
Judul: Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Larutan Perendam Serta Metode Pengeringan
Abstrak: Gelatin merupakan suatu bahan yang sangat aplikatif di berbagai bidang industri. Dalam industri pangan, gelatin sangat penting karena dapat berfungsi antara lain sebagai pengemulsi, penstabil, pengikat air, pengental, pelapis atau glazer, pembentuk gel, perekat, fining agent, crystal modifier, dan pembentuk busa. Gelatin yang terdapat di pasaran saat ini umumnya terbuat dari sapi dan babi. Hal lni merupakan masaJah bagi kalangan konsumen tertentu, misalnya kalangan muslim. Gelatin ikan merupakan salah satu aJternatif lain karena memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat memanfaatkan hasil samping pengolahan ikan, jelas kehalalannya serta memiIiki beberapa sifat yang berbeda dari gelatin mamaJia sehingga dapat diaplikasi secara lebih luas. Di lain pihak, gelatin ikan kurang disukai konsumen dan belum tercantum daJam GRAS (Generally Recognize as Safe) karena adanya bau amis atau fishy odor yang merupakan hasil penguraian urea. Untuk itu diperlukan adanya teknologi pembuatan gelatin yang dapat menghilangkan atau setidaknya meminimaJisasi bau amis produk tanpa merusak sifat fisik, kimia dan fungsional produk akhir. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan gelatin dari kulit dan tulang ikan yang merupakan hasil samping pengolahan ikan cucut. Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada peneJitian pendahuluan dilakukan pembuatan gelatin dari kulit ikan dengan pelarut asam asetat, asam fosfat dan asam sitrat pada konsentrasi 4% serta pelarut NaOH, Ca(OH)z dan NazCO) pada konsentrasi 0.3%. Tujuan tahap ini adaJah untuk mendapatkan perendaman terbaik yang akan digunakan pada tahap selanjutnya. Selain itu juga dilakukan pembuatan gelatin dari tulang ikan cucut menggunakan tiga jenis konsentrasi HCl yaitu 4, 5 dan 7%. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahap ini, larutan perendam terbaik untuk gelatin dengan proses asam adalah asam asetat sedangkan untuk proses basa adalah NaOH. Penelitian utama dibagi lagi menjadi dua tahap yaitu penentuan konsentrasi perendam serta analisis sifat fisik, kimia dan fungsionaJ gelatin. Berdasarkan data yang diperoleh, konsentrasi terbaik untuk asam asetat adalah 1% dengan lama perendaman 12 jam sedangkan untuk NaOH adalah 0.3% dengan lama perendaman 48 jam. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa sifat fisik, kimia dan fungsionaJ gelatin yang dihasilkan tidak terlalu berbeda jauh antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya. Perbandingan dengan gelatin komersial (SKW Biosystem) menunjukkan beberapa sifat fisik, kimia dan fungsional (yaitu kapasitas emulsi, stabilitas emulsi, pH dan densitas kamba) gelatin hasil penelitian tidak terlalu berbeda jauh dengan gelatin komersial sehingga gelatin hasil peneJitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pengganti.
Keyword:
|
Judul: Thermal Characteristics and Dynamics of Tropical Cyclone over Western North Pacific Ocean: A Case Study of Typhoon Songda (Chedeng) 2011
Abstrak: The frequent occasion of Tropical Cyclone (TC) over Western North Pacific (WNP) Ocean lies from 10˚N to 26˚N and 121˚E to 170˚E. Sources of TC development come from warm ocean temperature where latent heat is released during condensation processes and subsequently concentrated in the boundary layer. Relative humidity at 850-700 hPa is responsible to produce the most intense storm. Meanwhile, weak vertical wind shear between 850-200 hPa is one of the dynamical factors that lead to the development of TC. Pressure level of 850-200 hPa is chosen to minimize the thermodynamic effect in the lower troposphere. Typhoon Songda (Chedeng in the Philippines) or TSC lasted from May 18th to 30th, 2011 and strengthened into powerful Super Typhoon stage between May 24th and 27th. Long curving track and the exhibition of all sequences of TC life cycle, TSC is then considered as an ideal case of TC. The objective of the study with case of TSC is to investigate the role of thermal characteristics and dynamics on TC intensity. The research is carried out by using Advanced Research of Weather Research and Forecasting model (WRF ARW model) version 3.3. Two domains are employed in the model. The first domain situate from 02˚N to 40˚N and 118˚E to 149˚E and cover spatial resolution () of 33.1 km. The second domain situate from 09˚N to 27˚N and 119˚E to 132˚E with of 11 km. Timestep of the model () is 120 seconds. The model is supported by the following physical parameterization, i.e., Yonsei University Scheme (YSU) in the boundary layer, Kain-Fritsch scheme (KF) in the cumulus, and WRF Single-Moment 3-class scheme in the microphysics. Initial meteorological condition prior to the formation of the cyclone is generated using WRF ARW standard-release model. Sensitivity of the model output is obtained from a selected single-parameter change scenarios, namely, 10 % to 20 % decrease and increase of wind shear initial data at 850-200 hPa, and by 10 % to 20 % decrease of relative humidity initial data at 850-700 hPa. The result showed that the negative correlations between wind shear and intensity are found in wind shear scenarios. Wind shears of 10 ms-1 which lead to strengthening of the wind intensity in the early period of Typhoon development are found in wind shear scenarios. The effect of wind shear changes on wind intensity is statistically significant in the 20 % wind shear scenarios. During mature stage, weak wind intensity occurred when wind shear increase as given in the WRF standard-release and the 20 % decreasing scenario. Different situation is found in the 20 % increasing scenario where wind shear tend to weak and lead to strong wind intensity at this stage. Meanwhile, the reduction of moisture supply at 850-700 hPa resulting from 20 % decreasing relative humidity play a major role in the weakening of wind intensity and reduces mechanical energy of the cycle process as much as 300 J kg-1.
Keyword:
|
Judul: Diagnosa Pasien Demam Berdarah Dengue dan Demam Tifoid Menggunakan Algoritme Voting Feature Intervals 5 (VFI5)
Abstrak: Dengue fever and typhoid fever is a disease primarily found in adolescents or adults.The death rate of dengue fever and typhoid fever are still relatively high. The delay in diagnosis is due to the analysis of dengue fever and typhoid fever symptoms being quite difficult. This is due to the similarity of simptoms between dengue fever and typhoid fever. This research will apply the Voting Feature Intervals 5 (VFI5) algorithm to diagnose dengue fever and typhoid fever. The data used are the result of the common symptoms of dengue fever ang typhoid fever patients of a hospital. The data sample consist of patients suffering from dengue fever and typhoid fever comprised of 20 patients with dengue fever and 20 patients with typhoid fever. In this research we use seven symptoms including fever, constipation, nausea, vomiting, muscle aches, abdominal pain, red spots, and dirty tongue. Seven symptoms were then used as features on VFI5 algorithm. Application of the algorithm VFI5 on patient data was able to provide a sufficiently high prediction results for each iteration. The first iteration, second, third, and fourth produces an accuracy of 100% by using data that has been validated, but the accuracy produced using the new data has an accuracy of 60%. The result of interval training on VFI5 algorithm states that dengue fever and typhoid fever have similar symptoms, making difficult for the layman to distinguish the two diseases without laboratory testing.
Keyword:
|
Judul: Diagnosis Penyakit Demam Berdarah Dengue Menggunakan Voting Feature Intervals 5
Abstrak: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Tingkat kematian akibat penyakit Demam Berdarah Dengue relatif masih tinggi. Salah satu penyebab tingginya tingkat kematian tersebut adalah keterlambatan diagnosis. Semakin cepat diagnosis dapat dilakukan, semakin cepat pula pertolongan bisa diberikan sehingga dapat mengurangi angka kematian tersebut. Penelitian ini akan menerapkan algoritma Voting Feature Intervals 5 (VFI5) untuk mendiagnosa penyakit DBD.
Keyword:
|
Judul: Studi pengelolaan lanskap keraton Kasunanan Surakarta
Abstrak: Keraton Kasunanan Surakarta merupakan aset budaya yang sangat bernilai, baik bagi kota Surakarta maupun secara nasional. Studi pada kawasan keraton ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi keseluruhan tatanan lanskap kawasan Keraton Kasunanan Surakarta, kemudian menganalisa konsep dan tindakan pengelolaan yang dilakukan pada saat ini sehingga diketahui aspek positif dan hambatan-hambatan yang dihadapi, dan pada akhirnya memberikan usulan konsep pengelolaan yang dapat menjamin kelestarian Keraton Kasunanan Surakarta. Dari studi yang dilakukan, dapat diidentifikasi keseluruhan tatanan lanskap Keraton Kasunanan Surakarta yang berbentuk linear arah utara-selatan. Karakter lanskap yang khas dari Keraton Surakarta adalah adanya hierarki kawasan dan besarnya pengaruh dari sistem religi yang dianut sebagian besar komunitasnya (Islam Sinkretik) terhadap lanskap keraton. Berdasarkan fungsi ruang dan tingkat privasinya, maka kawasan keraton dapat dibagi menjadi tiga ruang dengan tingkat privasi semakin rendah, yaitu daerah inti, daerah penyangga, dan daerah umum. Daerah inti meliputi daerah di Kedaton, daerah penyangga meliputi kawasan Baluwarti, dan daerah umum meliputi kawasan Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan. Pengelolaan terhadap kawasan keraton pada saat ini dilaksanakan oleh pihak keraton dengan organisasi internalnya. Organisasi ini dipimpin oleh seorang 'Pangageng Parentah Keraton' yang bertanggung jawab kepada raja. Keraton Kasunanan Surakarta telah ditetapkan sebagai cagar budaya menurut UU Cagar Budaya No 5 Tahun 1992 dan kemudian diperkuat lagi dengan SK Walikota No 646 Tahun 1997. Dalam pelaksanaan pengelolaan ditemukan beberapa permasalahan yang menghambat pengelolaan diantaranya keterbatasan organisasi internal, kurangnya koordinasi antara pelaku pengelolaan yang berkepentingan, keterbatasan dana, tidak adanya Perda mengenai Hak Pengelolaan Kawasan dengan batas-batas yang ..dst
Keyword:
|
Judul: Strategy for Improving Food Security in Bogor Regency
Abstrak: Food is a basic need for every human being, especially the main staplefood, namely rice in Indonesia. In this case, the agricultural sector plays an important role in producing rice. However, the national agricultural sector is experiencing problems in the form of rice field conversion and productivity which tends to stagnate. This problem is no exception experienced by Bogor Regency. The problem is caused by population pressure and relatively high economic transformation in Bogor Regency. This problem causes rice production to be not optimal so that there is a rice food deficit and has an impact on not achieving rice food independence in Bogor Regency. This study has three objectives, namely: 1) analyzing the rate of development of rice production and the relationship between rice production, land area and productivity of Bogor Regency; 2) projecting opportunities for food fulfillment (food self-sufficiency) in Bogor Regency until 2025; 3) formulate recommendations for strategies to increase food security in Bogor Regency. The data used are primary data and secondary data. Primary data were obtained through interviews with respondents from the Food Security Service using a questionnaire. Secondary data was obtained through literature review, BPS and the Department of Food Crops, Horticulture and Plantations. The analytical method used to answer the first research objective is descriptive analysis and multiple regression. The second research objective was answered by quantitative descriptive analysis in the form of projections of food self-sufficiency in 2025. The third research objective was completed by SWOT and QSPM analysis. The results showed that the land conversion factor had no significant effect on rice production, while productivity had a significant effect on rice production. Based on the analysis of the pattern of development of rice production in Bogor Regency, the projected results of the fulfillment of rice food self-sufficiency in 2025 are obtained. The projection results show that in 2021 to 2025, Bogor Regency has not been able to meet the food needs of rice independently. In 2025, it is projected that Bogor Regency will experience a rice food deficit of 62%. The formulation of the strategy in increasing food security in Bogor Regency includes: empowering agricultural human resources, stopping land conversion, revitalizing agriculture, cooperation with other regions with surplus rice and increasing the synergy of cross-sectoral programs.
Keyword: Food Security, Multiple Linear Regression, QSPM, Rice Deficit, SWOT
|
Judul: Strategi Pengelolaan Kepentingan Para Pihak Terhadap Upaya Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Di Kabupaten Bogor
Abstrak: Sustainable protection of food crop land is an effort in the control of the high rate of agricultural land conversion to non-agricultural land, which is also related to food security and sovereignty. Further, farmland has very strategic roles and functions for the Indonesian people who are agrarian as there are a large number of Indonesian people whose lives depend on agriculture. Along with the implementation of regional autonomy, local governments are given the authority to manage the development of agriculture as their local potential in synergy with the authorities of central government. Food security program is still the focus of local governments as long as the food sufficiency level in the region has not yet reached a hundred percent. The resulted identification of policies related to sustainable agricultural land protection shows that the policies at the national level refer to Law No. 41/2009 on Sustainable Protection of Food Crop Land, supported by four government regulations. The use of a binary logistic method showed that of the five controlling aspects contained in Law No. 41/2009 on the Protection of Agricultural Land, the mechanism aspect of giving permit to the parties had a significant impact on the policies of sustainable agricultural land protection. However, the aspects of incentives/disincentives and extension did not significantly affect the policies of sustainable agricultural land protection. The logistic regression output showed that the classification accuracy of the response variable Y (the management of the parties’ interests if sustainable agricultural land is protected with certain requirements of the models obtained from field observations as a whole) was 78.6 percent. Classification accuracy of the response variable in the disapproval category was 31 respondents out of 56 respondents who answered the category 0 (55.4 percent), while the classification accuracy of the response variable in the approval category was 68 respondents out of 70 respondents who answered the response variable with category 1 (97.1 percent). The resulted SWOT analysis showed a number of alternative strategies: namely five aggressive strategies, seven stabilitative/rational strategies, two diversificative strategies and two defensive strategies. Thus, in order to safeguard a sustainable agricultural land, Bogor regency mostly relies on stabilitative/rational strategy and aggressive strategy. On of its alternative strategies is the need for the establishment of Regional Regulation on Sustainable Agricultural Land Protection as joint commitment. The resulted planning of implemented strategies using a road -map strategy can be implemented into 3 policy priorities, namely (a) establishment of permit mechanism, (b) provision of incentives - disincentives, and (c) extension. The Vision and Mission of the Government of Bogor Regency are formulated into development priorities in accordance with the substance of the formula: a) improving socially acceptable behaviors in social life, b) enhancing regional economic competitiveness with emphasis on the revitalization of agriculture and rural-based development, c) improving the infrastructure and sustainable high-quality and integrated accessibility of the region, d) improving the equity and quality of education, e) improving the quality of health care, f) enhancing good governance and performance of local government administration, and g) improving regional development cooperation. The missions that have been formulated, selected and established become
Keyword: sustainable land, food farming
|
Judul: Posisi Filogenetik Kura-Kura Carettochelys Insculpta (Reptillia: Testudinata)
Abstrak: Carettochelys insculpta is an endemic freshwater turtle of southern Papua and northern Australia. Phylogenetic position of this turtle is remain unresolved until now. Most of the research conducted show close relationships of C. insculpta and members of Trionychidae family. However, some of the research show distance between C. insculpta and members of Trionychidae family. This research is conducted to analyze phylogenetic relationship between C. insculpta and other members of Testudinata using 12S rRNA, 16S rRNA, and both gene as markers. DNA samples were obtained from three different organisms of C. insculpta. Two species used as outgroups were Alligator mississippiensis and Iguana iguana. Phylogenetic analysis was carried out using Neighbor-Joining method with Felsenstein 1981 (F81) modeltest. A polytomy tree of Testudinata was produced by using 12S rRNA gene. However, analysis using 16S rRNA and both genes as markers confirmed that C. insculpta was located between the Chelonidae and the Trionychidae family.
Keyword:
|
Judul: Studi Tentang Kelayakan Disain dan Konstruksi Perahu Gillnet Pelabuhan Ratu Sukabumi, Jawa Barat
Abstrak: Kelayakan desain dan konstruksi perahu atau kapal gilnet merupakan salah satu syarat utama dalam pembangunan perahu atau kapal gillnet untuk menentukan keberhasilan operasi pada khususnya dan usaha penangkapan pada umumnya. Masalah yang ada pada pembangunan perahu gillnet di Pelabuhan Ratu disebabkan oleh keterbatasan ilmu perkapalan dengan perencanaan tanpa gambar dan sistem pengerjaan yang diborongkan. Dalam skalanya dapat dikatakan masih tradisionil. Disamping itu, pengusaha atau pemilik perahu tersebut umumnya masih terbatas modal. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisa hasil pembuatan perahu tersebut dari segi desain dan konstruksinya yang ditekankan dari aspek teknisnya, pemecahan masalah yang dihadapi dan pola pemikiran untuk kepentingan pengembangannya. Dalam penelitian ini hanya dilakukan terhadap sepuluh buah perahu gillnet yang berukuran 3 4 GT dan tenaga penggerak dari motor tempel berkekuatan 40 HP. Penelitian ini membutuhkan waktu selama satu setengah bulan.
Keyword:
|
Judul: Kelayakan Desain dan Konstruksi Kapal Rawai Cucut di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk inen~pelajari (1) desain dan konstruksi kapal rawai cucut di Pelabuhanrstu, Kabupaten Sukabumi, (2) cara dan urutan pengkonstruksian kapal rawai cucut, (3) faktor-faktor yang menentukan kriteria stabilitas kapal, dan (4) alternatif pengembangan desain dan konstruksi kapal rawai cucut. Kelayakan desain dan konstruksi merupakan salah satu syarat utama dalam pembangunan kapal ikan, karena akan menentukan laik tidaknya kapal yang dibangun sebagai suatu faktor penentu keberhasilan keberhasjlan operasi penangkapan ikan. Pembangunan kapal rawai cucut di Pelabuhanratu perlu diperbaiki dalam ha1 desain dan konstruksi karena nlaslh didapatkan beberapa keleniahan yang disebabkan kekurangcermatan dalam perencanaan.
Keyword:
|
Judul: A Continuous Vaccination Strategy in the SVIR Epidemic Model
Abstrak: Vaccination is conducted to minimize the spread of a disease. The vaccination is usually done several times within a fixed time interval. In the SVIR model, it is assumed that individuals do not get immediate immunity following a vaccination program. So according to process of vaccination on SVIR model, there are two strategies, i.e. the continuous vaccination strategy (CVS) and the pulse vaccination strategy (PVS). In this study, only the CVS strategy in epidemic model SVIR is considered. Results of the study indicate that dynamics of the CVS system depends on the basic reproductive number. If the basic reproductive number is less than one, then the disease-free fixed point is asymptotically stable. It means that the disease will eventually disappear from the population. Conversely, if the basic reproductive number is greater than one, then the endemic fixed point is asymptotically stable, which means that the disease will remain exist in the population. Simulation result shows that the vaccination would minimize the spread of disease by reducing the basic reproductive number. If the time for the vaccinated recipients to obtain the immunity, as well as a possibility of vaccinated recipients to be infected are neglected, then the disease will be eradicated. This condition is called an over-evaluating effect of vaccination.
Keyword:
|
Judul: Ketimpangan dan Proyeksi Pengaruh Jalan Lintas Selatan terhadap Pembangunan Wilayah di Provinsi Jawa Timur
Abstrak: Sebagai provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia, pembangunan wilayah Provinsi Jawa Timur menghadapi ketimpangan antara Wilayah Pantai Utara (Pantura) dengan wilayah Pantai Selatan (Pansela) dan wilayah Tapal Kuda. Keterkaitan spasial berperan penting menciptakan pembangunan berimbang. Keterkaitan spasial dapat ditingkatkan berdasarkan pengembangan aksesibilitas wilayah dan jaringan infrastruktur jalan. Pembangunan Jalan Nasional Lintas Selatan (JLS) di Provinsi Jawa Timur adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi ketimpangan antarwilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja dan ketimpangan pembangunan wilayah, menganalisa pengaruh jalan JLS terhadap pendapatan dan aksesibilitas wilayah, serta memproyeksikan pengaruhnya terhadap kinerja dan ketimpangan pembangunan wilayah di kabupaten koridor jalan JLS. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan cross section pada tahun 2017. Analisis kinerja pembangunan wilayah menggunakan TOPSIS berdasarkan dimensi sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta aksesibilitas wilayah. Ketimpangan pembangunan wilayah dianalisis menggunakan perhitungan koefisien variasi (CV). Untuk mengkaji pengaruh jalan JLS digunakan Geographically Weighted Regression (GWR) dan perhitungan rasio panjang jalan per luas wilayah. Sedangkan analisis proyeksi dianalisis dengan TOPSIS dan perhitungan koefisien variasi (CV) dengan input data analisis pengaruh. Wilayah Pantura merupakan wilayah dengan rataan kinerja pembangunan wilayah tertinggi, sebesar 0,397 satuan kinerja. Wilayah Pansela memiliki rataan kinerja pembangunan sebesar 0,303 satuan kinerja, sedangkan Wilayah Tapal Kuda berkinerja terendah (0,287). Hal ini mengindikasikan tingginya ketimpangan pembangunan diantara Wilayah Pantura dengan Wilayah Pansela dan Tapal Kuda. Koefisien variasi (CV) ketimpangan pembangunan wilayah di Jawa Timur tergolong tinggi (24,06 persen), sebagai akibat ketimpangan antara-wilayah maupun di dalam wilayah. Ketimpangan tertinggi terjadi di Wilayah Pantura (CV= 27,48 persen) dan terendah berada di Wilayah Madura (3,77 persen). Pembangunan JLS diduga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan melalui tingkat PDRB dan meningkatkan aksesibilitas wilayah melalui ketersediaan infrastruktur jalan. Pembangunan JLS diproyeksikan mampu memberikan perubahan signifikan pada peningkatan kinerja pembangunan wilayah pada kabupaten koridor. Namun pembangunan JLS diproyeksikan belum cukup untuk memberikan perubahan berarti baik dalam peningkatan kinerja pembangunan wilayah pada level regional maupun dalam mengurangi ketimpangan wilayah. Untuk mengatasi ketimpangan wilayah, diperlukan pengembangan sektor perikanan laut tangkap, minapolitan, dan pariwisata bahari sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di wilayah koridor JLS.
Keyword: GWR, ketimpangan wilayah, pembangunan wilayah, pembangunan Koridor JLS, TOPSIS.
|
Judul: Kondisi Ketimpangan Ekonomi Antar Kabupaten/Kota dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangunan di Provinsi Jawa Timur
Abstrak: Ketimpangan ekonomi antar wilayah disebabkan oleh ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah. Trend ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dari tahun 2001 hingga 2010 yang dianalisis menggunakan Indeks Williamson menunjukkan adanya konvergensi. Namun, terdapat perbedaan yang sangat jauh antara PDRB per kapita tertinggi dengan terendah pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, sehingga kecenderungan ketimpangan di Provinsi Jawa Timur masih cukup tinggi. Oleh karena itu, salah satu upaya dalam mengatasi ketimpangan ekonomi antar wilayah adalah dengan memacu pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi trend dan tingkat ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota yang terjadi di Provinsi Jawa Timur, mengidentifikasi daerah relatif tertinggal dan memacu pertumbuhan ekonomi agar dapat mengurangi ketimpangan antar wilayah, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah miskin agar dapat mengejar ketertinggalan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pusat dan Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan kuantitatif, yakni tujuan pertama diukur menggunakan Indeks Williamson, tujuan kedua diidentifikasi menggunakan Klassen Typology, dan tujuan ketiga dianalisis menggunakan metode data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur yang diukur menggunakan Indeks Williamson cenderung menurun, namun masih termasuk dalam ketimpangan taraf tinggi dengan nilai indeks ketimpangan antara 0,52-0,58. Ketimpangan ekonomi selama periode analasis berfluktuasi dan cenderung menurun sebesar 0,034 poin pada tahun 2010 apabila dibandingkan dengan tahun 2001. Berdasarkan klasifikasi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 menggunakan Klassen Typology, terdapat enam kabupaten/kota yang masuk daerah maju dan pertumbuhan cepat dengan persentase sebesar 15,80 persen dari jumlah total kabupaten/kota, sembilan kabupaten/kota masuk dalam daerah berkembang cepat dengan persentase sebesar 23,68 persen dari jumlah kabupaten/kota, dua kabupaten/kota masuk daerah maju tetapi tertekan dengan persentase sebesar 5,26 persen dari jumlah keseluruhan kabupaten/kota, dan 21 kabupaten/kota masuk daerah relatif tertinggal dengan persentase sebesar 55,26 persen dari keseluruhan kabupaten/kota. Berdasarkan analisis regresi data panel mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah relatif tertinggal, kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, jumlah pekerja, tabungan dan anggaran pembangunan signifikan berpengaruh terhadap laju PDRB di daerah relatif tertinggal. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kebijakan pemerintah yang sebaiknya dilakukan yaitu meningkatkan jumlah guru di daerah tertinggal agar kualitas pendidikan dapat meningkat dengan cara memberikan insentif dan fasilitas yang memadai kepada guru yang mau mengajar di daerah tersebut, meningkatkan jumlah dokter di daerah tertinggal agar kualitas kesehatan dapat meningkat dengan cara memberikan tunjangan maupun rumah dinas bagi dokter yang bersedia mengabdi di daerah tersebut, dan mengembangkan sektor-sektor yang memiliki peranan besar terhadap pertumbuhan ekonomi agar dapat meningkatkan lapangan pekerjaan di daerah relatif tertinggal. Misalnya mengembangkan sektor pertanian yang memiliki peranan paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal. Pengembangan agribisnis dengan basis padat karya sebaiknya dilakukan agar lapangan pekerjaan di daerah tertinggal dapat meningkat dan hal ini juga dapat meningkatkan daya saing dari komoditi yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemerintah juga perlu meningkatkan anggaran pembangunan di daerah relatif tertinggal untuk pembiayaan perbaikan dan pengembangan infrastruktur maupun kualitas pendidikan dan kesehatan, serta sektor-sektor lain yang mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sehingga pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal dapat dipacu lebih cepat.
Keyword:
|
Judul: Pemurnian dan karakterisasi protein inhibitor RNA helikase virus hepatitis C
Abstrak: Hepatitis C virus (HCV) infection is the second most common chronic viral infection in the world with global prevalence. This infection is contribution to chronic hepatitis and liver cirrhosis, often leading to hepatocellular carcinoma. There is no effective drug and vaccine available against HCV. The current standard treatment, a combination of pegylated interferon-α with ribavirin, is limited by its suboptimal response rate in a significant patient population, side effects, and affordability. Therefore, development of effective drug is needed. One approach to find out the candidate of antiviral drug is to discover the inhibitor of enzyme that essential for virus replication, such as RNA helicase. Streptomyces chartreusis 5-095 produce the inhibitor of HCV RNA helicase. The aim of this study was to purify the protein inhibitor which has inhibition activity against ATPase activity of RNA helicase HCV from S. chartreusis 5-095. The supernatant of culture S. chartreusis 5-095 exhibited high inhibiton activity against ATPase activity of RNA helicase HCV (approximately 72%) at 10 days of incubation. The extracellular protein inhibitor was partially purified by procedures of precipitation with ammonium sulfate to 65% saturation and gel filtration (Sephadex G50) using methanol water solution (4:6) as an eluen. The purity of protein inhibitor was monitored by SDS PAGE. The protein inhibitor showed a relative molecular mass were estimated to be 14 kDa and increased the purity 23,08 fold than those of the crude protein. The specific activity and IC50 after purification were 13,1338 U/mg and 0,0767 mg/mL, respectively. The activity of purified protein inhibitor showed its stability over pH range from 5-8 and optimum at pH 7,4. The inhibition activity showed its stability up to 70% at temperature 100 oC. The purified protein inhibitor relatively stable its activity at storage in the range of -20 oC to room temperature for 35 days.
Keyword:
|
Judul: Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Mahasiswa IPB University sebagai Nasabah Bank XXX
Abstrak: Bank XXX sebagai salah satu perbankan terbesar di Indonesia, banyak menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah IPB University. Bentuk kerjasama yang dilakukan tersebut merupakan salah satu upaya yang saling menguntungkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan loyalitas mahasiswa IPB University sebagai nasabah Bank XXX, mengidentifikasi indikator yang menjadi prioritas utama mahasiswa IPB University untuk meningkatkan kepuasan, dan mengidentifikasi tingkat kepuasan mahasiswa IPB University. Metode analisis yang digunakan adalah structural equation modelling-partial least square (SEM-PLS), importance perfomance analysis (IPA), dan customer satisfaction index (CSI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah reliability dan responsiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap peubah kepuasan pelanggan dengan kriteria kebaikan cukup baik, serta peubah empathy dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peubah loyalitas pelanggan dengan kriteria kebaikan cukup baik. Indikator yang menjadi prioritas utama adalah ketanggapan pelayanan, dan pelayanan yang merata. Secara keseluruhan, mahasiswa IPB University merasa sangat puas terhadap kinerja yang diberikan oleh pihak Bank XXX dengan tingkat kepuasan sebesar 86.13%.
Keyword: customer satisfaction index (CSI), importance perfomance analysis (IPA), kepuasan, loyalitas, structural equation modelling-partial least square (SEM-PLS)
|
Judul: Analisis Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Abstrak: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (SPs IPB) merupakan lembaga pendidikan tinggi penyelenggara program pascasarjana (Magister dan Doktor) berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswa dengan menerapkan ISO 9001 2015 dengan lingkup seluruh layanan, mulai dari akademik, keuangan, fasilitas pendidikan dan pengajaran (khusus program studi multidisiplin). Namun setelah diterapkannya Standar Manajemen Mutu tersebut ternyata masih terdapat beberapa kekurangan yang dirasakan oleh mahasiswa yang terkait sumberdaya manusia, layanan administrasi, dan fasilitas. Kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa masih terdapat ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang diterima mahasiswa. Implikasinya kepuasan, kepercayaan dan loyalitas mahasiswa dapat menurun. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang kepuasan mahasiswa, tingkat kepentingan indikator kualitas layanan yang berpengaruh terhadap kepuasan dan pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan, kepuasan terhadap kepercayaan dan loyalitas, dan kepercayaan terhadap loyalitas. Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan tersebut adalah Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis (IPA) dan SEM PLS. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 356 sampel. Setelah diolah dengan menggunakan CSI diketahui bahwa mahasiswa merasakan puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh SPs IPB. Hasil analisis IPA pun menunjukkan bahwa indikator yang penting dan harus diperhatikan kinerjanya berada pada kuadran I adalah 12 indikator yang tersebar pada lima variabel SERVQUAL. Berdasarkan hasil analisis SEM PLS diketahui bahwa variabel kualitas pelayanan jasa pendidikan yang berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa adalah reliability dan assurance. Hasil analisis SEM PLS juga menunjukkan bahwa variabel kepuasan berpengaruh terhadap kepercayaan dan loyalitas, dan variabel kepercayaan berpengaruh terhadap loyalitas.
Keyword: kualitas pelayanan pendidikan, kepuasan, kepercayaan, loyalitas, SEM
|
Judul: Posisi Filogeni Orlitia borneensis dan Hieremys annandalei (Testudines) Berdasarkan Gen 16s rRNA
Abstrak: Urutan DNA mitokondria (mtDNA) banyak digunakan sebagai penanda molekuler dalam menentukan hubungan filogeni suatu organisme karena struktur organisasinya yang stabil. Seiring dengan kemajuan bioteknologi, pengelompokkan kura-kura Bataguridal masih menjadi perdebatan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakter yang diamati. Beberapa hasil penelitian mengelompokkan kura-kura ini ke dalam famili Emydidae tetapi ada yang menempatkan kurakura ini ke dalam famili tersendiri yaitu famili Bataguridae. Pada penelitian ini digunakan urutan nukleotida gen 16S rRNA O. borneensis dan H. annandalei (Testudines) yang disejajarkan dengan urutan nukleotida beberapa spesies Testudines lainnya yang terdapat di Genbank. Hasil rekonstruksi pohon filogeni berdasarkan urutan nukleotida 16S rRNA menunjukkan bahwa O. borneensis dan H. annandalei berkerabat dengan Chinemys reevesi (famili Bataguridae). Hasil amplifikasi gen 16S rRNA O. borneensis dan H. annandalei menunjukkan komposisi nukleotida didominasi oleh nukleotida adenin dan timin dengan nilai perbandingan antara A/T dan G/C = 60.1%:39.9% untuk O. borneensis dan 63%:37% untuk H. annandalei. Rasio transisi terhadap transversi (ts/tv) gen 16S rRNA berkisar antara 0.67 sampai dengan 6.75. Nilai jarak genetik terkecil terjadi antara Trachemys scripta dan Chrysemys picta dan antara Dogania subplana dan Tracemys scripta yaitu sekitar 0.005 sedangkan nilai jarak genetik terbesar terjadi antara Pelomedusa subrufa dan Emydura subglobusa yaitu sekitar 0.869.
Keyword:
|
Judul: Indeks massa tubuh dan gaya hidup kaitannya dengan skor kesehatan dan kemampuan kognitif usia lanjut di Kota Depok
Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional, terdiri dari 101 contoh usia lanjut di Kota Depok; 45 laki-laki dan 56 perempuan, 32 contoh berumur < 60 tahun dan 69 contoh berumur ≥ 60 tahun. Pengumpulan data dilakukan bulan November 2004 - Maret 2005. Lokasi dipilih secara purposif, dan data BPS diketahui Kota Depok memiliki populasi usia lanjut ≥ 55 tahun cukup besar, sebanyak 6,57% dari total populasi penduduk; kedua kecamatan terpilih memiliki jumlah penduduk yang cukup besar diantara 4 kecamatan lainnya.
Keyword:
|
Judul: Growth pattern of children age 0-6 years old in Depok, West Java
Abstrak: Pertumbuhan adalah perubahan dalam ukuran atau massa. Pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi secara bersamaan mulai dari saat pembuahan sampai dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak 0-6 tahun di Depok, Jawa Barat. Subjek yang digunakan 455 anak usia 0-6 tahun di Depok terdiri dari 220 perempuan dan 235 laki-laki. Pola pertumbuhan dapat diketahui dengan prosedur antropometri, mengukur berat badan, tinggi badan, tinggi duduk, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan tinggi duduk pada laki-laki lebih besar dari perempuan. Hasil pengukuran di Depok sama dengan hasil pengukuran pada penelitian sebelumnya di Indonesia. Pola pertumbuhan anak usia 0-6 tahun di Depok meningkat pada setiap parameter seiring pertambahan umur.
Keyword: growth, children, anthropometric, depok, nutrition status, socioeconomic status
|
Judul: Extracellular Expression of thermostable Geobacillus stearothermophilus T1.2RQ Lipase for Biodiesel Production
Abstrak: The extracellular expression of enzymes in an excellent secretion host such as Bacillus subtilis is a useful strategy for making enzymes of industrial significance more affordable by lowering the cost of its downstream processing. Lipases are a category of hydrolases that catalyze the hydrolysis of triglycerides to glycerol and free fatty acids. Also, lipases catalyze the hydrolysis and transesterification of other esters as well as the synthesis of esters. They can perform very specific biotransformation reactions and are widely used in food, organic synthesis, detergents, cosmetic, and pharmaceutical industries. Geobacillus stearothermophilus T1.2RQ lipase is an industrially-desired thermostable lipolytic enzyme with an excellent hydrolytic and transesterification activity. This study aimed to express T1.2RQ lipase, in B. subtilis WB800 and ensure its secretion into the extracellular medium. Three signal peptides (AmyQ, Epr, LipA) and two promoters (Pgrac01 and Pgrac100) were used in the secretory-expression of T1.2RQ lipase, based on five constructed expression vectors constructed by restriction cloning and PCR mutagenesis. Sangers sequencing was used to verify constructs to ensure they are in the correct reading frame. Recombinants vectors, pHT43 (plasmid control), pHT43-T1.2RQ, pHT43- T1.2RQ_AmyQ, pHT43-T1.2RQ_Epr, and pHT43-T1.2RQ_LipA, were transformed by electroporation into Bacillus subtilis WB800. The electroporation was successful with the optimum condition of 2500V, 200 ohms, 25µF, and 5milliseconds. Recombinant B. subtilis pHT43 (negative control) and pHT43-T1.2RQlip + signal peptides were streaked on the lipidic agar, LA+TBN. All four recombinants, including the negative control (B. subtilis WB800-pHT43), produced clear zones on the TBN agar plate after overnight incubation (fig 2), indicating the presence of a lipolytic enzyme in all of the recombinant B. subtilis cells. pHT43-T1.2RQlip + signal peptides (AmyQ, Epr, and LipA) have clear zones with significantly higher diameters than B. subtilis WB800-pHT43 (negative control). This phenomenon suggests that the recombinant thermostable lipase T1.2RQ introduced into these cells was successfully expressed, thereby increasing the lipolytic capability of its host cells T1.2RQ lipase was expressed in 50ml terrific broth medium (TB) and the expression induced with 1mM IPTG. Lipase activity assay using p-nitrophenyl esters showed that all three signal peptides directed the secretion of T1.2RQ lipase into the extracellular medium. Signal peptide, LipA, resulted in the highest extracellular activity of 5.6 U/mL, which corresponds to a 6-fold increase over the parent B. subtilis WB800 strain. Meanwhile, signal peptides, AmyQ and Epr produced 4.2 U/mL and 3.4 U/mL activity respectively. SDS-Zymogram analysis confirmed that T1.2RQ lipase was correctly processed and secreted in its original size of 44 kDa. An attempt to further increase lipase expression level by promoter optimization showed that, contrary to expectation, promoter Pgrac100 exhibited similar expression levels as the original Pgrac01. Nevertheless, the demonstration of the successful secretion of T1.2RQ lipase in this work confirms the latter as a promising approach for the industrial production of the enzyme
Keyword: Bacillus subtilis, Expression, Extracellular, Heterologous, Lipase, Thermostable
|
Judul: Pemanfaatan kecambah kacang hijau dalam formulasi bubur susu instan sebagai alternatif makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
Abstrak: Sejak lahit hingga usia 24 bulan bayi memperoleh air susu ibu (ASI), namun ASI hanya dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi sampai usia enam bulan karena setelah itu kebutuhan gizi bayi meningkat sementara produksi ASI berkurang. Kurangnya asupan zat gizi, terutama energi dan protein dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah gizi, salah satunya adalah Kurang Energi Protein (KEP). Oleh karena itu, diperlukan makanan tambahan bagi bayi pada masa ini yang mengandung nilai kalori dan kadar protein yang cukup tinggi. Salah satu contoh bahan pangan lokal yang dapat dimanfaatkan adalah tauge atau kecambah kacang hijau. Tauge atau kecambah kacang hijau adalah sejenis sayuran yang berasal dari kacang hijau yang dikecambahkan. Dalam proses perkecambahan, terjadi berbagai perubahan biologis yang memperlihatkan terpecahnya berbagai komponen dalam biji menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dan mudah dicerna. Dalam bentuk tauge, kecambah memiliki kandungan vitamin dan protein lebih banyak dari kandungan bijinya. Kelebihan kecambah pada nilai gizinya membuat kecambah kacang hijau berpotensi untuk dimanfaatkan dalam mengatasi permasalahan pangan dan gizi di Indonesia. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah sebagai bahan MP-ASI.
Keyword:
|
Judul: Formulasi Bubur Susu Kacang Tanah Intan Sebagai Alternatif Makanan Pendamping ASI
Abstrak: Masa bayi dan anak-anak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang akan menentukan kualitas sumberdaya manusia di masa yang akan datang. Masa ini juga merupakan masa yang rawan terhadap kekurangan zat gizi dan terserang penyakit. Masalah gizi diIndonesia, sama halnya yang dihadapi oleh negara berkembang lainnya adalah terjadinya double burden. Pemberian makanan pengganti air susu ibu (MP-ASI) diharapkan mempunyai peranan penting dalam menanggulangi masalah kekurangan gizi pada bayi dan anak-anak. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formula bubur susu kacang tanah instan sebagai alternatif makanan pendamping ASI. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk (1) Menganalisis sifat kimia (kadar karbohidrat, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan serat pangan serta daya cerna protein) susu kacang tanah; (2) Menentukan formula bubur susu kacang tanah instan; (3) Menganalisis sifat fisk (densitas kamba, viskositas, dan daya serap air), sifat kimia (kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan serat pangan serta daya cerna protein) bubur susu kacang tanah instan; (4) Mengetahui tingkat kesukaan panelisi terhadap bubur susu kacang tanah instan; (5) Menentukan sumbangan zat gizi bubur susu kacang tanah instan terhadap angka kecukupan anak balita
Keyword:
|
Judul: Thermal Characteristics and Dynamics of Tropical Cyclone over Western North Pacific Ocean: A Case Study of Typhoon Songda (Chedeng) 2011
Abstrak: The frequent occasion of Tropical Cyclone (TC) over Western North Pacific (WNP) Ocean lies from 10˚N to 26˚N and 121˚E to 170˚E. Sources of TC development come from warm ocean temperature where latent heat is released during condensation processes and subsequently concentrated in the boundary layer. Relative humidity at 850-700 hPa is responsible to produce the most intense storm. Meanwhile, weak vertical wind shear between 850-200 hPa is one of the dynamical factors that lead to the development of TC. Pressure level of 850-200 hPa is chosen to minimize the thermodynamic effect in the lower troposphere. Typhoon Songda (Chedeng in the Philippines) or TSC lasted from May 18th to 30th, 2011 and strengthened into powerful Super Typhoon stage between May 24th and 27th. Long curving track and the exhibition of all sequences of TC life cycle, TSC is then considered as an ideal case of TC. The objective of the study with case of TSC is to investigate the role of thermal characteristics and dynamics on TC intensity. The research is carried out by using Advanced Research of Weather Research and Forecasting model (WRF ARW model) version 3.3. Two domains are employed in the model. The first domain situate from 02˚N to 40˚N and 118˚E to 149˚E and cover spatial resolution () of 33.1 km. The second domain situate from 09˚N to 27˚N and 119˚E to 132˚E with of 11 km. Timestep of the model () is 120 seconds. The model is supported by the following physical parameterization, i.e., Yonsei University Scheme (YSU) in the boundary layer, Kain-Fritsch scheme (KF) in the cumulus, and WRF Single-Moment 3-class scheme in the microphysics. Initial meteorological condition prior to the formation of the cyclone is generated using WRF ARW standard-release model. Sensitivity of the model output is obtained from a selected single-parameter change scenarios, namely, 10 % to 20 % decrease and increase of wind shear initial data at 850-200 hPa, and by 10 % to 20 % decrease of relative humidity initial data at 850-700 hPa. The result showed that the negative correlations between wind shear and intensity are found in wind shear scenarios. Wind shears of 10 ms-1 which lead to strengthening of the wind intensity in the early period of Typhoon development are found in wind shear scenarios. The effect of wind shear changes on wind intensity is statistically significant in the 20 % wind shear scenarios. During mature stage, weak wind intensity occurred when wind shear increase as given in the WRF standard-release and the 20 % decreasing scenario. Different situation is found in the 20 % increasing scenario where wind shear tend to weak and lead to strong wind intensity at this stage. Meanwhile, the reduction of moisture supply at 850-700 hPa resulting from 20 % decreasing relative humidity play a major role in the weakening of wind intensity and reduces mechanical energy of the cycle process as much as 300 J kg-1.
Keyword:
|
Judul: Uji Keturunan Saudara Tiri (Half-sib) Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) di Taman Hutan Blok Cikabayan
Abstrak: Industri kehutanan saat ini masih bergantung pada produksi hutan alam. Pasokan dari Hutan Tanaman dan Hutan Rakyat belum berkembaug seperti yang diharapkan. Salah satu solusi alternatif dalam mengatasi masalah kekurangan bahan baku industri kehutanan diantaranya adalah membantu segera terwujudnya pembangunan hutan tanaman. Pennasalahan yang dihadapi dalam pembangunan hutan tanaman adalah keanekaragaman lokasi yang menuntut kesesuaian dengan jenis dari tempat asal benih serta keunggulan mutu dan persediaan benih yang terbatas. Untuk mengatasi ha1 tersehut sudah seharusnya jenis tanaman yang digunakan memiliki kualitas yang unggul. Untuk mendapatkasn kualitas benih yang unggul perlu dilakukan kegiatan pemuliaan yang dimulai dari uji provenansi kemudian dilanjutkan denga uji keturunan. Jeuis tanaman hutan yang saat ini hanyak dikembangkan serta kebutuban benih unggulnya tinggi adalah sengon (P. falcataria L. Nielsen). Untuk memenuhi kebutuhan benih unggul perlu dibangun kebun benih seperti Kebun Benih Semai Uji Keturunan Sengon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pemuliaan dari ketumnan half-sib 18 pohon plus P. falcataria (L) Nielsen yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur (dengan perincian 6 famili dari Banjamegara, 3 famili dari Wonosoho, dan 9 famili dari Lumajang) dan menduga parameter genetik (heritabilitas dan korelasi genetik). Penelitian dilakukan di blok Taman Hutan Cikabayan, kampus IPB Dramaga. Areal tanam dibagi menjadi 3 blok, dau setiap blok akau ditanami 18 famili dengan 4 individu tiap famili (4 Peeplot) dan jarak tanam 2 x 3 m. Rancangan percohaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Berblok (Randomsized Completely Block Design). Pengukuran pertumbuhan tinggi dan diameter dilakukan pada umur 1, 3 dan 6 bulan. Untuk percabangan dilakukan pada umur tanam 6 hulan. Untuk mengetahui pengaruh famili, blok dan interaksi famili dengan hlok, percahangan dan korelasi antar parameter dilakukan dengan bantuan sofware The SAS System Analysis of Variance Procedure (SAS, 1998). Hasil penelitian menunjukkan hahwa, pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 1 dan 3 bulan ternyata menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar famili yang satu dengan yang lainnya (pada selang kepercayaan 5%). Sedangkan umur 6 bulan, pertumbuhan tinggi tanaman tidak herbeda nyata antar famili yang satu dengan yang lainnya. Pembagian blok dan interaksi famili blok tidak memberikan pengamh nyata pada pertumhuhan tinggi umur 1,3 dan 6 hulan. Keragaman pertumbuhan tinggi pada setiap famili dan antar lokasi diduga lebih dominan disebabkan oleh keragaman genetik pohon induk dan perbedaan asal geografis dari pohon induk. Perhedaan lingkungan awal (asal sumbernya), diduga kuat mempengaruhi terjadinya variasi. Hasil analisis ragam pertumbuhan diameter batang pada tanaman umur 1, 3 dan 6 bulan menunjukkan famili tidak berbeda nyata. Pengaruh tidak nyata disini menunjukkan rendahnya keragaman antar famili yang diamati. Pada umur 3 bulan blok memberikan pengaruh sangat nyata (selang kepercayaan 1%) dan interaksi famili blok berpengaruh nyata (selang kepercayaan 5%) terhadap pertumbuhan diameter tanaman, sedangkan pada umur 1 dan 6 bulan tidak memberikan pengaruh nyata. Keragaman pertumbuhan diameter tanaman pada setiap famili atau antar lokasi diduga disebabkan oleh perbedaan asal benih (geografis) dan faktor lingkungan tempat tumbuh. Untuk parameter percabangan keragaman antar famili tidak berbeda nyata. Ada tidaknya cabang diduga disebabkan karena faktor genetik. Sedangkan pengaruh lingkungan tempat tumbuh (blok) tidak berpengaruh nyata. Analisis korelasi dilakukan terhadap parameter pertumbuhan tinggi dan pertumbuhan diameter.
Keyword:
|
Judul: Pengaruh Keragaman Famili Terhadap Mutu Benih dan Pertumbuhan Semai pada Kebun Benih Klonal Acacia Mangium di Parungpanjang Bogor
Abstrak: Pembangunan Rutan Tanaman Industri mentpakan salah satu usaha untuk penyediaan kayu dan hasil hutan lainnya sebagai bahan baku industri, oleh karena itu perIu dipilih jenis pohon yang cepat tumbuh. Jenis pohon yang ditanam tersebut hams memiliki kualitas tertentu yang unggu!. Kualitas yang unggul salah satunya ditentukan oleh fakior benih yang bermutu dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan. Benih bermutu dapat dilihat dari mutu fisik, fisiologis dan genetiknya. Berat benih mentpakan indikator yang umum digunakan untuk menduga mutu fisik benih. Sedangkan untuk menduga mutu fisiologis benih dilakukan pengujian viabilitas dan vigor benih. Mutu genetik dapat dilihat dari kestabilan sifat genetik benih tersebut dan mampu menghasilkan tanaman yang unggu!. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu fisik, fisiologis dan genetik benih Acacia mangium yang dihasilkan dari Kebun Benih KlonalAcacia mangium di Pamngpanjang Bogar, melihat pengamh famili terhadap mutu benih dan pertumbuhan semai, menduga keragaman antar farnili dan nilai heritabilitas setiap parameter yang dianlati dan membandingkan mutu benih antara benih yang berasal dari Kebun Benih Klonal dengan benih induknya yang berasal dari Kebun Benih Uji KetuntnanAcacia mangium di Pantngpanjang Bogar. Penelitian ini dilakukan di laboratorium, ntmah kaea dan areal persemaian Balai Teknologi Perbenihan Bogar, dimana benih diambil dari Kebun Benih Klonal di Pamngpanjang Bogar. Benih yang dihasilkan dari 10 farnili di 3 blok yang berbeda dari Kebun Benih Klonal tersebut, diuji kadar air, berat 1000 butir benih, daya keearnbah, kecepatan tumbuh dan setelah benih disemaikan diukur persen hidup serta tingginya sampai umur 1 bulan. Untuk mengetahui penganth famili terhadap tolok ukur yang diuji, digunakan sidik ragam, dimana rancangan yang dipakai adalah Raneangan Aeak kelompok Berblok (Randomized Complete Elok Design) Tersarang (Nested). Dari sidik ragam tersebut diuraikan masing-masing komponen ragamnya. Penganth fakior dominan yang mempenganthi keragaman penarnpakan semua sifat yang diarnati diduga melalui nilai heritabilitas individu dan farnili. Untuk pemudahan penentuan famili mana yang terbaik dihitung rangking dari 10 famili berdasarkan tolok uknr yang diarnati. Rubungan antara tolok nkur digunakan koefisien korelasi, adanya hubungan yang nyata menunjukkan ballwa penampakan suatu sifat akan dengan mudah diduga oleh sifat lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa famili berpengaruh nyata terhadap kadar air, berat 1000 butir benih, daya kecambah, kecepatan tumbuh dan persen hidup pada saat semai umur I, 2 dan 3 minggu tetapi keragaman famili ini tidak berpengaruh nyata terhadap persen hidup pada saat semai umur 4 minggu dan tinggi semai pada saat semai umur I, 2, 3 dan 4 minggu. Kisaran kadar air yang diperoleh benih Acacia mangium ini adalah 4.959-9.925 % dengan berat benih yang bervariasi antara 9.3-11.6 gram. Nilai kecepataan tumbuh hampir merata sekitar 5.955 %/hari. Persen hidup semai muur 1,2, 3 dan 4 minggll semakin menunlll yaitu 97.911 %, 96.889 %, 95.644 % dan 94.799 %. Sedangkan tinggi semai dari I, 2, 3 dan 4 minggu semakin meningkatyaitu2.49 em, 3.40 em, 3.62 em dan 3.86 em. Dari hasil perhitungan nilai heritabilitas, diperoleh bahwa nilai heritabilitas famili lebih besar daripada nilai heritabilitas individu dan keduanya menurun seiring dengan pertambahan umur semai, ini dapat dilihat dari nilai heritabilitas sifat persen hidup dan tinggi semai yaitu 0.899, 0.822, 0.627, 0.086 dan 0.279, 0.177, 0.172 dan 0.166. Hal ini
Keyword:
|
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid
Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid.
Keyword:
|
Judul: Analisis sosial ekonomi kerusakan hutan di KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Jatirogo, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
Abstrak: Sumberdaya hutan tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan masyarakat di sekitarnya yang pada umumnya mempunyai kondisi sosial ekonomi masih relatif rendah. Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa sekitar hutan baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kelestarian sumberdaya hutan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dan interaksi masyarakat desa di sekitar hutan terhadap sumberdaya hutan di wilayah KPH Jatirogo, pengaruh kondisi sosial ekonomi masyarakat desa sekitar hutan, pencurian kayu, dan jumlah personil pengawasan dan pengamanan hutan terhadap kerusakan butan di KPH Jatirogo, serta usaha-usaha yang dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Jatirogo dalam mengurangi kerusakan hutan yang terjadi.
Keyword: sumberdaya hutan, sosial ekonomi
|
Judul: Analisis usahatani dan pengaruh perbaikan pemasaran terhadap tingkat pendapatan petani peserta perhutani sosial : Studi kasus RPH Gantar, BKPH Haurgeulis, KPH Indramayu
Abstrak: Hutan tropis merupakan paru-paru dunia yang seringkali menimbulkan perdebatan dan pertentangan masalah kelestarianya yang harus dijaga. Akan tetapi hutan tropis merupakan sumber devisa bagi pembangunan di beberapa negara tropis yang sedang berkembang. Dalam rangka menjaga kelangsungan produk kayu tropis dan kelestarian hutan tropis maka dilakukan usaha dalam berbagai bentuk pembangunan mulai dari tumpangsari hingga PMDH. Salah satu bentuk pembangunan hutan dan masyarakat sekitar hutan cukup berhasil dilakukan di negara negara maju yaitu dengan Perhutanan sosial. Perhutanan Sosial diterapkan di Indonesia pertama-tama dalam bentuk pilot project di beberapa daerah tertentu, terutama di pulau Jawa yang hutannya sudah mulai rusak akibat dari tekanan penduduk yang semakin berat terhadap sumberdaya hutan. Sebagai salah satu bentuk pilot project Perhutanan. Sosial tidak terlepas dari masalah. Salah satu masalah diantaranya yaitu belum terpolanya suatu sistem pemasaran hasil dari Perhutanan Sosial, sedangkan kondisi umum lokasi Perhutanan Sosial merupakan daerah yang jauh dari pusat pasar dan konsumsi sehingga petani akan menerima tingkat harga yang rendah dari komoditi yang dihasilkan. Копdisi ini akan memperlambat usaha untuk ikut memaju kemajuan masyarakat tepi hutan yang kemudian diharapkan ikut menjaga kelestarian hutan. Sehingga hutan dapat lestari dan dapat meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
Keyword:
|
Judul: Antibody Responses against Newcastle Disease and Evaluation of Infectious Bronchitis Maternal Derived Antibody on Vaccinated Layers.
Abstrak: Information of maternal derived antibody (MDA) and onset of immunity after vaccination is important to determine appropriate vaccination programme of chickens. The aim of this study was to evaluate duration of Infectious Bronchitis (IB) MDA and evaluate onset of immunity Newcastle Disease (ND) vaccination among layers. All layers were vaccinated using live ND and Infectious Bursal Disease (IBD) at one day old age, and received Avian Rhinotracheitis (AR) vaccine at 4 day old age. Serum samples were collected at various ages: 7, 10, 14, 20, 22, 24, 29 and 35 day old. The presence of ND antibodies was measured by the hemagglutination inhibition (HI) test, whilst the presence of IB antibodies was measured by enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Our study showed that ND antibodies were at positive level until 24 day old age, and reached protective level ≥ 25 only at 7 day old age, whilst IB MDA were positive up to 17 day old age. This result indicating the needs of ND booster vaccination at least at 24 day old and IB vaccination at 17 day old age.
Keyword: antibody, Infectious Bronchitis, layers, Newcastle Disease, vaccination
|
Judul: Analisis efisiensi usaha penggemukan sapi potong peranakan ongole (PO) dan Brahman Cross (BX) (studi kasus pada PT. Santosa Agrindo, Probolinggo)
Abstrak: The purpose of this research were : (1) to know business condition of feedlot cattle in Santosa Agrindo company, (2) determining the factors which influence the slanghter weight of the cattle, (3) determining the efficiency level of the use production factor in feedlot either technically or economically, (4) determining the level of optimal input to get the most efficient condition. The method is being used in this research are study case by using secondary data such as production note from the business of feedlot which also added with primary data.
Keyword:
|
Judul: Analisis sistem bagi hasil pada usaha penggemukan sapi peranakan ongole : kasus Ud. Arindang Agro, Parung Bogor
Abstrak: Keterbatasan modal umumnya menjadi penyebab utama terhambatnya. pengembangan usaha ke arah yang lebih efisien, sehingga lahirnya sistem yang mengikutsertakan pemodal dalam bentuk kemitraan, bagi hasil, pinjaman lunak ataupun koperasi diharapkan dapat mengatasi hal ini. Bagi hasil merupakan sistem yang mengatur tentang pembagian keuntungan yang diperoleh masing-masing pihak dari hasil usaha, pembagian tersebut diatur menurut perjanjian yang disepakati. Salah satu perusahaan sapi potong yang menerapkan ini adalah UD. Arindang Agro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengidentifikasikan sumber dana produksi dan mempelajari sistem bagi hasil yang disepakati, 2) menghitung besarnya pendapatan usaha, serta 3) mempelajari dan menghitung bagian bagi hasil (BBH) pengelola dan pemodal dari usaha ini. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis yang dipergunakan adalah dengan menggunakan rumus pendapatan dan BBH berdasarkan hasil penelitian Lole (1995). Penerimaan usaha berasal dari penjualan obyek (100%), nilai tersebut adalah sebesar Rp 5.013.858,72/ST/periode. Biaya diklasifikasikan menjadi biaya bakalan dan pemeliharaan. Biaya bakalan sebesar Rp 4.406.845,07/ST/periode, sedangkan biaya pemeliharaan sebesar Rp 4.580,54/ST/hari dengan masa pelihara selama 80,59 hari. Biaya ini merupakan biaya riil, sedangkan biaya yang digunakan dalam perhitungan BBH adalah biaya pemeliharaan sesuai kontrak, yaitu sebesar Rp 5.000,00/ST/hari. Pendapatan riil yang diperoleh perusahaan adalah Rp 237.859,95/ST/periode, sedangkan pendapatan berdasarkan biaya sesuai kontrak adalah Rp 204.958,72 /ST/periode. Selain biaya pemeliharaan, terdapat biaya operasional pengelola dan pemodal yang masing-masing sebesar Rp 7.982,52/ST dan Rp 16.516,52/ST. Biaya ini dipergunakan pengelola untuk operasional bulanan 96,29%), perawatan jalan (1,47%), pajak (1,50%), dan lain-lain, sedangkan biaya pemodal digunakan untuk transportasi (45,45%), telekomunikasi (9,10%), dan tips karyawan (45,45%). Kepercayaan menjadi landasan pelaksanaan usaha selain surat perjanjian kontrak (SPK) bagi hasil. SPK tersebut hanya dibuat pada awal pemodal mengikuti sistem. Penandatanganan SPK sebagian besar (91,67%) tidak disertai saksi, dan 8,33 Dersen disertai saksi. Motivasi pemodal mengikuti sistem ini adalah sebagai penghasilan tambahan, memanfaatkan dana menganggur, membuka lapangan usaha, an membantu pengelola dalam penyediaan modal usaha. Pemodal dalam usaha ini merupakan orang-orang yang dekat dengan pengelola, seperti saudara dan orang tua erta rekan kerja. Obyek bagi hasil adalah ternak sapi lokal jenis Peranakan Ongole. Pengelola erkewajiban melakukan pengadaan, pemeliharaan, perawatan, dan pemasaran ,,,
Keyword:
|
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid
Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid.
Keyword:
|
Judul: Analisis perilaku dan preferensi konsumen terhadap atribut madu dan produk pesaingnya serta implikasinya bagi strategi pemasaran
Abstrak: Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi aneka ragam jenis lebah penghasil madu dan jenis tanaman bunga sebagai sumber pakan lebah yang cukup besar untuk memproduksi madu. Dengan potensi tersebut seharusnya Indonesia dapat mengoptimalkan produksi madunya. Apabila potensi tersebut bisa kelola secara profesional dan tingkat konsumsi madu masyarakat terus meningkat, maka industri madu dan perlebahan akan semakin maju. Selain dapat dikonsumsi secara langsung, madu juga banyak digunakan dalam berbagai industri. Beberapa industri yang sering menggunakan madu adalah industri minuman, makanan, farmasi, dan kosmetik. Kebutuhan akan bahan baku madu untuk bahan dasar obat-obatan, kosmetik, makanan dan minuman diperkirakan terus meningkat. Tingkat permintaan tersebut belum dapat diimbangi oleh peningkatan produksi madu dalam negeri. Produksi madu dalam periode lima tahun dari tahun 1996 hingga 2000 mengalami fluktuasi dengan produksi terendah 1.538 ton pada tahun 1999 dan produksi tertinggi sebesar 2.824 pada tahun 1998. (www.bi.go.id, 2004).
Keyword:
|
Judul: Analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen madu pramuka di PT Madu Pramuka serta implikasinya terhadap bauran pemasaran
Abstrak: Madu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan dari lebah madu. Madu cocok dikembangkan di Indonesia karena kondisi alam di Indonesia sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya lebah madu yang dapat dilihat dari flora berbunga sebagai sumber pakan lebah yang melimpah, terdapat beberapa jenis lebah utama yang menghasilkan madu, dan kondisi iklim tropis Indonesia yang mendukung budidaya lebah. Madu memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan, ekologi dan ekonomi sehingga berpotensi untuk dikembangkan secara komersial terutama bagi kebutuhan domestik yang belum terpenuhi. Adanya kebutuhan madu nasional yang belum terpenuhi menciptakan peluang bisnis dalam bidang tersebut. Saat ini semakin banyak produsen dan supplier madu di Indonesia. Salah satu produsen madu di Indonesia yaitu PT Madu Pramuka yang mengalami fluktuasi penjualan yang cenderung menurun terutama pada pertengahan tahun 2010.
Keyword:
|
Judul: Kruskal Coordinates in 4+1 Dimensional Schwarzschild Spacetime Geometry
Abstrak: Koordinat Kruskal adalah hasil ekstensi maksimal dari koordinatSchwarzschild yang menimbulkan interpretasi baru tentang keberadaan wormhole. Secara teori, wormhole adalah struktur yang menghubungkan dua titik berbeda dalam ruangwaktu. Namun, ukuran wormhole terlalu kecil untuk dapat dilalui dan tidak stabil sehingga mudah runtuh. Penelitian ini bertujuan mendapatkan solusi koordinat Kruskal untuk geometri Scwarzschild pada dimensi yang lebih tinggi yang dapat berguna untuk menganalisis kestabilan wormhole. Penelitian ini dilakukan melalui penambahan dimensi ruang dari 3+1 dimensi menjadi 4+1 dimensi untuk mendapatkan geometri Schwarzschild, koordinat Eddington-Finkelstein, dan koordinat Kruskal dengan memanfaatkan gerak radial foton. Hasil akhirnya, solusi geometri ruangwaktu Schwarzschild dalam koordinat Kruskal dapat dibentuk dan diilustrasikan dalam diagram Kruskal. Diagram tersebut menunjukan sebuah black hole, white hole, dan dua alam semesta yang dihubungkan oleh wormhole., The Kruskal coordinates are the maximal extension of the Schwarzschild coordinates which give rise to new interpretations of the existence of wormholes. In theory, a wormhole is a structure that connects two different points in spacetime. However, the size of the wormhole is too small to pass through and is unstable so that it collapses easily. This study aims to obtain Kruskal coordinate solutions for the Scwarzschild geometry in higher dimensions which can be useful for analyzing wormhole stability. This research was carried out by adding space from 3+1 dimensions to 4+1 dimensions to obtain Schwarzschild geometry, Eddington Finkelstein coordinates, and Kruskal coordinates by utilizing the radial motion of photons. The final result, the solution of the Schwarzschild spacetime geometry in Kruskal coordinates can be formed and illustrated in a Kruskal diagram. The diagram shows a black hole, a white hole, and the two universes connected by a wormhole.
Keyword: Schwarzschild geometry, Eddington-Finkelstein coordinates, Kruskal coordinates, radial motion of photons, wormhole
|
End of preview. Expand
in Data Studio
null
- Downloads last month
- 2